in

Tako, Layang-Layang Unik dari Negeri Matahari Terbit

Layang-layang adalah permainan yang bisa dimainkan oleh hampir setiap orang di seluruh dunia. Bahkan saking banyaknya yang suka dengan benda yang bisa  terbang seperti burung ini, di beberapa negara punya festival layang-layang sendiri. Nah, salah satu negara itu adalah Jepang.

Di Jepang, layang-layang disebut juga dengan tako. Festival tako di Jepang diadakan setiap tanggal 5 Mei di setiap tahunnya. Perayaan ini disebut juga dengan Festival Anak Laki-Laki atau di Jepang disebut dengan Festival Hamamatsu.

Festival Hamamatsu umumnya digelar di sebuah bukit pasir bernama Nakatjima, di Prefektur Shizuoka. Dalam festival ini, pengunjung yang sebagian besar adalah orang tua beserta anak laki-lakinya akan melakukan parade layang-layang (tako). Sebelum diterbangkan, para orang tua akan menuliskan nama anaknya pada tako yang dipilih.

Tako yang dipilih terdiri dari beraneka ragam bentuk dan warna. Umumnya para orang tua akan memilih tako dengan gambar tokoh super hero favorit anaknya. Ada pula yang memilih bentuk kura-kura dan bangau, di mana kedua hewan ini dipercaya sebagai perlambang umur panjang. Terkadang bentuk yang dipilih bermotif gurame yang melambangkan keuletan. Semakin tinggi tako yang bertuliskan nama anak mereka terbang, maka nasib anak tersebut akan semakin baik juga.

Perayaan Tako di Jepang biasanya juga diadakan menjelang akhir bulan Mei, tepatnya di minggu ke empat dalam perayaan “Yokaichi Giant Kite Festival”. Biasanya acara ini diadakan di Higashiomi, prefektur Shiga. Para pengunjung yang datang akan menerbangkan tako Hyakujo yang mempunyai ukuran 13×12 meter dan berat 700 kg ke langit Jepang.

Layang-layang atau Tako sudah lama dikenal oleh masyarakat di Jepang. Tepatnya sekitar zaman Heian antara tahun 794 hingga 1185 Masehi. Pada zaman tersebut, tako masih digunakan sebagai alat komunikasi yang membawa pesan rahasia. Kemudia pada zaman Edo, layang-layang atau tako biasanya hanya diterbangkan oleh kaum bangsawan karena harga kertasnya yang mahal.

Pada awalnya, tako di Jepang terbuat dari kertas washi dengan kerangka yang tipis. Saat ini di Jepang sudah banyak sekolah yang mengajarkan cara membuat tako dengan desain dan motif tradisional terbaru. Ini sebagai tindaklanjut setelah ditetapkannya festival tako sebagai seni dan budaya Jepang yang bernilai tinggi dan patut dilestarikan. Selain itu, para seniman tako akan diberi tunjangan dan subsidi oleh pemerintah. Tako karya mereka juga diabadikan dalam museum Ako no Hakubutsukan di Tokyo atau Museum Tako, loh. Wah, enak banget kan, udah bisa berkreasi dengan layang-layang, dapat tunjangan pula.

Nah, itulah tadi layang-layang khas Jepang yang menjadi salah satu budaya Negeri Matahari Terbit ini. Kalian yang liburan ke Jepang di bulan Mei ini, nggak ada salahnya kan buat ikut bergabung dalam festival layang-layang ini ya, Guys.

What do you think?

Written by virgo

Akibat Dollar AS Tertekan

Orangtua tak perlu terlalu protektif pada anak menurut dokter