Bentuk Badan sebagai Transisi Bapertarum
Pasar modal disiapkan untuk menampung dana tabungan perumahan rakyat (tapera). Tapera merupakan tabungan milik masyarakat yang dikumpulkan untuk memudahkan masyarakat membeli rumah. Kalangan yang diutamakan dalam program tersebut, antara lain, PNS, TNI, Polri, serta pegawai BUMN dan BUMD.
Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan, pemerintah berencana menginvestasikan dana tapera ke dalam produk kontrak investasi kolektif (KIK) berupa reksa dana. ”Ini seperti durian runtuh bagi pasar modal. Tapi, semua harus menunggu pembentukan BP (badan pengelola) dulu karena nanti dia yang mengelola,” ujarnya di sela-sela seminar bertema Sailing through Economic and Political Tide kemarin (20/11).
Perempuan yang kerap disapa Kiki itu menjelaskan, BP Tapera merupakan bentuk transisi dari Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan (Bapertarum) PNS yang saat ini mengelola bantuan tabungan perumahan bagi PNS, TNI, dan Polri. Pembentukan BP Tapera didasarkan pada Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tapera. BP Tapera akan diresmikan pada Maret 2018.
Dengan adanya BP Tapera, PNS, TNI, Polri, serta pegawai BUMN dan BUMD bakal mendapatkan manfaat tabungan untuk uang muka, cicilan, dan biaya renovasi rumah. Karena itu, ada iuran yang harus dibayarkan para pekerja sebesar 2,5 persen dari gaji per bulan, ditambah 0,5 persen dari pemberi kerja per bulan. Besaran iuran tersebut masih bersifat usulan sehingga masih harus ditetapkan dalam perpres tersendiri.
Setiap pekerja di Indonesia wajib menjadi peserta tapera. Namun, pada tahap awal, pemerintah mewajibkan PNS, TNI, Polri, serta pegawai BUMN dan BUMD lebih dulu. Menurut Kiki, jumlah nasabah peralihan dari Bapertarum PNS ke BP Tapera nanti sekitar 4,5 juta nasabah. ”Sebanyak 4,5 juta itu nanti menjadi investor dan masuk dalam hitungan SID (single investor identification) di KSEI tahun depan setelah BP Tapera dibentuk dan setelah ada POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan) tentang investasi reksa dana dari tapera,” paparnya.
Dia memperkirakan jumlah potensi dana yang masuk ke pasar modal dari Tapera tahun depan mencapai Rp 11 triliun dari 4,5 juta investor. Dana itu bakal dikelola BP Tapera bersama manajer investasi dan bank kustodian. Dengan masuknya tapera ke pasar modal, jumlah basis investor di pasar modal akan meningkat. Saat ini KSEI mencatat ada 1,1 juta investor ritel di pasar modal.
Sebanyak 600 ribu investor di antaranya merupakan investor reksa dana. ”Kami sudah meningkatkan infrastruktur dan siap menjadi SID generator untuk tapera. Pokoknya, kalau tahun depan ada dana, pasar modal siap menampung,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menuturkan investor tidak perlu khawatir dengan kondisi pasar modal dua tahun mendatang. Meski 2018–2019 merupakan tahun politik, dia yakin tidak bakal ada dampak yang berarti dari kondisi politik ke pasar modal. ”Secara historis, dari 2004, 2009, dan 2014, enggak ada kejadian gundah gulana dari politik yang mengganggu transaksi di pasar modal,” jelasnya.
Dia pun tetap yakin kapitalisasi pasar (market cap) di pasar modal akan mampu mencapai Rp 7.000 triliun pada kuartal pertama 2018. Saat ini market cap di pasar modal tercatat Rp 6.714 triliun.
Dari sisi keamanan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjamin, pada 2018–2019, Indonesia masih kondusif. Adanya pesta demokrasi tak akan mengganggu keamanan sehingga investor tidak perlu ragu masuk ke pasar modal. Dia juga imbau masyarakat dan peserta pilkada maupun pilpres tidak menjadikan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) sebagai komoditas. (*)
LOGIN untuk mengomentari.