JAKARTA – PT Light Rail Transit (LRT) mulai menerapkan tarif angkutan kereta seharga 5.000 rupiah per penumpang mulai 1 Desember 2019 seiring habisnya masa uji publik.
“Mulai awal bulan depan, LRT resmi beroperasional secara komersial setelah masa uji publik yang diselenggarakan sejak 11 Juni 2019 berakhir,” kata Direktur Utama LRT Jakarta, Wijanarko, di Jakarta, Kamis (21/11).
Selama penerapan tarif, kata Wijanarko, pihaknya juga memberlakukan sistem tarif combo yang terintegrasi dengan shelter Transjakarta Velodromee.
“Untuk penumpang di Stasiun Velodrome bisa sekali tap dipotong 8.500 rupiah. 5.000 rupiah untuk tarif tiket dan 3.500 untuk tarif Transjakarta,” katanya.
Mesin tap tarif combo itu baru tersedia di Stasiun Velodrome untuk koridor khusus melalui skybridge Transjakarta di Jalan Pemuda. Kereta ringan atau lintas rel terpadu (LRT) yang menghubungkan Kelapa Gading, Jakarta Pusat, ke Velodrome, Jakarta Timur, ini bakal menjadi mobilitas publik di Jakarta.
Menurutnya, proyek yang menelan investasi hingga enam triliun rupiah ini telah melewati masa uji publik. Dia mengungkapkan, LRT Jakarta telah melayani lebih dari 1.044.457 pelanggan (per 17 November 2019) dan terus mengalami peningkatan setiap bulannya.
“Peningkatan ini terjadi sejak beroperasinya Stasiun Pegangsaan Dua dan pembukaan rute integrasi Non-BRT Transjakarta 10F, yang melayani pelanggan mulai dari Stasiun Pegangsaan Dua hingga Sunter Kelapa Gading Via Mall Artha Gading dan Mall of Indonesia (MOI),” katanya.
Uji publik itu, lanjutnya, berlangsung sejak tanggal 11 Juni 2019 yang juga mendapat perhatian dan antusiasme masyarakat. Kesempatan ini, kata Wijanarko, dipergunakan dengan baik sebagai wadah edukasi publik terhadap budaya bertransportasi sembari proses kelengkapan perijinan dan sertifikasi SDM berjalan beriringan.
“Setelah seluruh proses berjalan dan kelengkapan perizinan didapatkan, LRT Jakarta telah dinyatakan layak beroperasi komersial dengan mengutamakan unsur keselamatan,” tegasnya.
Sistem Pembayaran
Direktur Operasi PT LRT Jakarta, G Indarto Wibisono, mengatakan pembayaran tarif perjalanan per tanggal 1 Desember 2019 dapat dilakukan dengan menggunakan kartu Single Journey Trip (SJT) yang bisa didapatkan di loket pembelian tiket maupun melalui Ticket Vending Machine.
Selain itu, ucapnya, penumpang juga bisa menggunakan Kartu Uang Elektronik (KUE) seperti, e-Money (Bank Mandiri), Tap-Cash (Bank BNI), Brizzi (Bank BRI), Jakcard (Bank DKI), dan Jak Lingko (Bank DKI/BNI).
“Jelang operasi komersial, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pihak LRT Jakarta melalui kegiatan sosialisasi, publikasi dan kolaborasi antar instansi dan komunitas, guna meningkatkan kesadaran masyarakat dan menumbuhkan minat untuk menggunakan transportasi publik,” ungkapnya
Kedepannya, lanjut Indarto, LRT Jakarta juga akan menyelenggarakan event yang bekerja sama dengan para mitra bisnis untuk mengisi area–area di Stasiun LRT Jakarta. Bersamaan dengan diberlakukannya Operasi Komersial LRT Jakarta, juga akan diselenggarakan beberapa kompetisi dengan tujuan menggerakkan antusias masyarakat khususnya kaum milenial untuk menggunakan transportasi publik.
Pembangunan LRT Jakarta Fase I berjarak 5,8 KM dengan 6 stasiun LRT Jakarta, yaitu mulai dari Stasiun Pegangsaan Dua, Stasiun Boulevard Utara, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Pulomas, Stasiun Equestrian, hingga Stasiun Velodromee dengan jam operasional setiap harinya di mulai pukul 05.30– 23.00 WIB. pin/p-5