in

Tatap Muka Guru-Murid Dipangkas

Mendikbud: Jangan hanya  Ceramah dan Beri Tugas

Pola pembelajaran  di sekolah yang selama ini lebih banyak di dalam kelas, akan dipangkas. Guru diminta lebih kreatif dan mengamati perkembangan masing-masing siswa secara detail. Kebijakan baru itu disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di hadapan siswa dan guru saat penyerahan penghargaan serta hadiah karya lomba video pendek tema “Sekolahku Masa Depanku” di Jakarta, Jumat (28/10).

Menurut Muhadjir, sudah puluhan tahun siswa dan guru berada dalam pola pembelajaran yang salah. Pola itu akan diubah pelan-pelan meski nantinya banyak yang protes.

Guru akan lebih banyak di luar kelas, melihat siswanya berkreasi. Guru juga harus mencermati benar-benar kemajuan siswa. “Saya akui, banyak yang membenci dengan setiap kebijakan yang saya ambil. Bahkan banyak yang mencelanya tapi saya ambil positifnya. Sikap mereka itu karena pola pendidikan yang salah, makanya sebagai Mendikbud saya ikut bertanggung jawab,” ungkap Muhadjir. 

 Pola pembelajaran yang lebih banyak dihabiskan di luar kelas, lanjutnya, untuk menumbuhkan kreativitas siswa. Guru diminta mendampingi siswa saat di luar kelas, memberikan formula menarik agar siswa makin tereksplor kreativitasnya.

“Pola pembelajaran ke depan, saya maunya lebih banyak kegiatan ketimbang duduk di jelas mendengar ceramah guru. Itu sebabnya yang jadi ukuran adalah tatap muka di kelas. Namun, dengan belajar di sekolah delapan jam, otomatis tatap muka di kelas harus lebih sedikit,” bebernya.

Dengan mendapatkan pola belajar yang pas dan menarik, Muhadjir yakin, siswa akan lebih senang di sekolah. Waktu delapan jam pun dirasa kurang. “Ini kerjaan para guru bagaimana membuat suasana sekolah aman, nyaman, dan menyenangkan bagi siswa. Sekolah harus jadi rumah kedua siswa,” tegasnya. 

Dia juga mengingatkan agar para guru tidak hanya memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk siswanya. “Guru-guru  harus sadar, pemerintah sudah mengeluarkan dana begitu besar untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Timbal balik dari itu adalah guru harus mengajarkan siswa lebih baik lagi. Jangan hanya cuap-cuap, habis itu kasih PR,” tegasnya.

Dengan standar kemapanan tinggi, lanjut  mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini, guru harus bisa cepat menyesuaikan diri. Tidak ada istilahnya, guru bengong di sekolah dan tidak mengerjakan apa-apa selain memberikan tugas kepada siswa. “Guru tidak ada pilihan lain selain bekerja baik karena sudah menikmati kemapanan. Jangan hanya  datang memberikan ceramah dan memberikan tugas,” ingatnya lagi. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

QS. At Taubah: 54

Sumpah Pemuda dan Pilihan Menjadi Indonesia