in

Tengku Erry Minta Pemda Tidak Mengabaikan PRB

Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi berserta Ketua PKK Hj Evi Diana Erry Nuradi berfoto bersama anak-anak papua Barat usai mengikuti kegiatan Field Trip (karya wisata) kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana dilaksanakan di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (26/10). (beritasore/suef)

* Field Trip Di Raja Ampat

PAPUA BARAT ( Berita ) : Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi meminta agar Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat diselaraskan dan diintegrasikan dalam berbagai aktivitas pembangunan daerah di Sumatera Utara.

“Saya berharap pemerintah daerah (pemda) di Sumut tidak mengabaikan upaya-upaya penanggulangan bencana, khususnya upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tersebut,” kata Tengku Erry Nuradi disela-sela mengikuti kegiatan Field Trip (karya wisata) dalam rangkaian kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana pada yang dilaksanakan di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (26/10).  

Saat menikmati panorama Raja Ampat, Tengku Erry menyampaikan bahwa sasaran RPJMN diantaranya adalah untuk melindungi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dari ancaman bencana dalam rangka menjamin keberlanjutan pembangunan.

Untuk itu, pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota harus mendukung upaya tersebut melalui berbagai aksi. Dalam RPJMN tersebut, pemerintah telah menetapkan prioritas 136 kabupaten/kota sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang berisiko tinggi dimana sebagian besar kabupaten/kota se-Sumut masuk kategori risiko tinggi.

Menyinggung pusat pertumbuhan, Erry mengatakan bahwa Sumut termasuk sebagai pusat pertumbuhan Indonesia di wilayah barat dimana berbagai progam strategis nasional berada. Diantaranya Kawasan Strategis Nasional Medan-Binjai-Deliserdang-Karo (Mebidangro), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Danau Toba, Kawasan Ekonomi Kusus (KEK) Sei Mangkei yang terintegrasi dengan  Kawasan Industri dan pelabuhan Kuala Tanjung. Berbagai kawasan strategis tersebut harus tersentuh dari aksi Pengurangan Risiko Bencana (PRB).

Karena itulah, Sumut termasuk sebagai sasaran untuk menurunkan indeks risiko bencana karena sebagian besar kabupaten/kota di Sumut termasuk dalam 136 kabupaten/kota yang menjadi pusat pertumbuhan dan berisiko tinggi terhadap bencana.

Seperti diketahui bahwa pada 2016 lalu, BNPB bersama semua stakeholders mampu menurunkan indeks risiko bencana turun sebesar 15,98 persen. Sedangkan pada 2019 nanti diharapkan risiko bencana turun hingga 30 persen sesuai sebagai mana target melalui upaya-upaya PRB .

Upaya PRB tersebut, kata Erry, sesungguhnya adalah untuk meningkatkan kemampuan semua pihak untuk lebih tangguh terhadap bencana . “Pengurangan Risiko Bencana adalah investasi, karena berdasarkan pengalaman bahwa wilayah yang tangguh dan siap siaga terhadap bencana terbukti terkena dampak yang lebih kecil dibanding dengan wilayah yang tidak siap,” ucap Erry.

Sementara itu Kepala Badan Pengangguangan Bencana Daerah Sumut (BPBD) Riadil Akhir Lubis mengatakan Sumut termasuk wilayah berisiko bencana diantaranya gempa, letusan gunung api, tsunami, gerak tanah, banjir, kebakaran hutan dan lahan, gelombang ekstrim dan abrasi, erosi, kebakaran gedung dan wabah penyakit. 

Dia menyebutkan beberapa daerah yang rawan bencana gempa diantaranya Dairi, Humbang Hasundutan, Karo, Sibolga, Langkat, Mandailing Natal, Nias, Nias Selatan, Padang Sidempuan, Samosir, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan  Tapanuli Utara. Sedangkan daerah yang berisiko tsunami adalah Mandailing Natal, Nias, Nias Selatan, Tapteng dan Kota Sibolga. Sedangkan berisiko tinggi bencana gunung api adalah Karo, Kabanjahe dan Tapsel.

Di Sumatera Utara saat ini seluruh kabupaten/kota sudah dibentuk BPBD kabupaten/kota sehingga diharapkan penanggulangan bencana serta kegiatan pengurangan risiko bencana di daerah bisa lebih optimal.

Kegiatan Field Trip pada rangkaian kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana ini bertujuan menjadi wadah untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman antar organisasi BPBD seluruh Indonesia. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mempererat koordinasi dan komunikasi baik pada saat pra bencana, tanggap darurat maupun pasca bencana.

Sehari sebelumnya, pada kegiatan penutupan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana di Kota Sorong, Papua Barat, Sumatera Utara (Sumut) ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan yang sama pada tahun 2018.( suef)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Perppu Ormas Dibuat untuk Jaga Persatuan dan Kebinekaan

BNNP Sumut Diminta Tahan Ketua dan Sekwan DPRD Palas