in

Terapkan Konsep Hijrah pada Anak

Dalam mendidik buah hatinya, Munzir Busniah meyakini betul, konsep hijrah penting dalam membentuk kepribadian empat buah hatinya. Belajar dari tanaman, katanya, benih tidak akan tumbuh apabila tidak dipisahkan dari tempat pesemaiannya.

Seorang anak juga begitu. Agar tumbuh menjadi kepribadian tangguh dirinya merelakan anak-anaknya untuk menuntut ilmu jauh dari orangtuanya.
Bahkan, putra bungsunya yang baru di bangku sekolah menengah, diikhlaskan untuk sekolah di luar Kota Padang. Padahal kalau ingin egois bisa saja dirinya tidak mengizinkan sibungsunya untuk keluar dari zona aman. ”Dengan hijrah anak-anak akan menjadi pribadi tangguh ketimbang mereka besar di bawah ketiak,” ungkapnya.

Pertumbuhan anak dianalogikan pada tumbuhan yang disebutkan diawal. Meski berada di zona aman, tidak berpanas dan berhujan selama di pesemaian, namun sangat berisiko bagi pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman tidak akan pernah tumbuh besar.

Hanya saja, di waktu tertentu, mereka akan mencarikan momentum untuk saling berbagi. Bagi mereka kualitas pertemuan lebih utama ketimbang kuantitas pertemuan. Di waktu senggangnya, keluarga inilah yang paling diutamakan.

Munzir Busniah juga dinilai sebagai pribadi yang berupaya menumbuhkan nilai manfaat atas segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Terlihat dari kebijakannya ingin memanfaatkan lahan-lahan yang ada di sekitar Fakultas Ekonomi. Pohon pelindung yang selama ini hanya sebatas melindungi, diupayakan juga bernilai juga. Alhasil, pohon pelindung diganti dengan tanaman manggis.

Menurutnya, dengan menanam manggis, selain sebagai pelindung, buahnya juga dapat dipetik saat musim panen. Otomatis akan ada income dari pohon selain hanya sebagai pelindung. Lahan-lahan sekitar juga akan dimanfaatkan sebagai lahan usaha bagi mahasiswa pertanian Unand.

”Beliau (Munzir Busniah,red) juga akrab dengan mahasiswa,” ungkap salah seorang mahasiswa Fakultas Pertanian, Cerbuzer Ferdinanta saat ketika bincang-bincang dengan Padang Ekspres di sekitar mushala setempat.

Penilaian ini semakin memperkuat penilaian Padang Ekspres ketika awal berjumpa. Saat memasuki ruangan dekan, sekelompok mahasiswa sudah menunggu. Mereka meminta tandatangan untuk skripsinya. Munzir Busniah secara spontas berhenti dekat mereka dan membubuhkan tanda tangan tanpa harus melewati mekanisme yang ribet.

Di mejanya juga terlihat tumpukan skripsi. Tiba-tiba dia memanggil pegawai dan bertanya skripsi milik mahasiswa yang menunggu di luar untuk diprioritaskan. Wajar saja semua mahasiswa yang berpasan dengannya tersenyum akrab. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Dapat Ilmu sambil Mencicipi Buah Jambu Biji

Mengungkap Sisi Romantisme Kehidupan Nabi