in

Ternyata ini Bilangan Angka Dalam Budaya Melayu Palembang Dulu dan Sekarang

 

Oleh : Kemas A. R. Panji (Mahasiswa S3 PPs UIN Raden Fatah / Dosen LB  Pada Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

DALAM beberapa naskah yang ada di Palembang bila kita membacanya, para peneliti dan pembaca naskah akan ketemu dengan bilangan angka yang terdiri dari beberapa kelompok bilangan, seperti; Satuan, Puluhan, Belasan, Likuran, Ratusan, Ribuan serta Laksa dan Keti. Silakan ikuti satuan bilangannya sbb;
Satuan: 1 (Satu), 2 (Dua), 3 (Tiga), 4 (Ampat), 5 (Lima), 6 (Anam), 7 (Tuju[h]), 8 (Delapan / Lapan), 9 (Sembilan / Semilan).
Namun saat ini di Palembang “Rikinan / hitungan” Angka satuan yang populer dalam bahasa Palembang di masyarakat Palembang adalah sbb
1 (sikok / siyos / setunggal), 2 (duo / kale), 3 (tigo / telu), 4 (empat / sekawan),5 (limo /gangsal), 6 (enem / enam), 7 (tojo / pitu), 8 (lapan / wolu), 9 (semilan / songo), 10 (sepolo / sedoso / dasa).

Untuk bilangan Puluhan akan ketemu: 10 (Sepuluh / Satu Nul / Sepuluh betul), 20 (Duapuluh), 30 (Tigapuluh), 40 (Ampatpuluh), 50 (Limapuluh), 60. (Anampuluh), 70 (Tujupuluh), 80 (Delapanpuluh), 90 (Sembilanpuluh). sedangkan untul bilangan Belasan ditulis: 11 (Sepuluhsatu), 12 (Sepuluhdua), 13 (Sepuluhtiga), 14 (Sepuluhampat), 15 (Sepuluhlima), 16 (Sepuluhanam), 17 (Sepuluhtuju), 18 (Sepuluhdelapan), 19 (Sepuluhsembilan).

ada hal yang menarik dalam bilangan angka dalam bahasa Melayu Palembang, kita akan ketemu dengan istilah Likuran yakni untuk bilangan angka diatas angka 20 duapuluh, (21 – 29 likur). Likuran: 21 (Selikur), 22 (Dualikur), 23 (Tigalikur), 24 (Ampatlikur), 25 (Limalikur), 26 (Anamlikur), 27 (Tujulikur), 28 (Delapanlikur), 29 (Sembilanlikur).

Untuk ratusan dan Ribuan tidak ada perbedaan yang cukup signifikan dengan bilangan angka saat ini, lihat uraiannya Ratusan: 100 (Seratus), 200 (Duaratus), 300 (Tigaratus), 400 (Ampatratus), 500 (Limaratus), 600 (Anamratus), 700 (Tujuratus), 800 (Delapanratus), 900 (Sembilanratus). dan untuk Ribuan: 1000 (Seribu), 2000 (Duaribu), 3000 (tigaribu), 4000 (Ampatribu), 5000 (Limaribu), 6000 (Anamribu), 7000 (Tujuribu), 8000 (delapanribu), 9000 (Sembilanribu).

Ada beberapa istilah khusus untuk bilangan angka yang berlaku di Masyarakat Palembang terutama dalam budaya tutur “obrolan” Wong Palembang, misalnya kata SELAWE untuk 25, kata SEKET untukk 50, SEWIDAK untuk 60 dan Tulunglawe untuk 75, untuk sebutan 150 diucapkan “Tengahduo = Seratus Lima Puluh”, sedangkan selanjutnya pake istilah ~setengah: misalnyo, 250 (duosetengah), 350 (tigosetengah), 450 (empatsetengah), 550 (limosetengah), 650 (enam setengah), 750 (tujuhsetengah, 850 (Lapansetengah), sampai ke 950 (semilansetengah).

Laksa dan Keti: untuk bilangan Puluhan Ribu dipakailah Istilah LAKSA = 10.000 (Sepuluhribu), dan untuk bilangan Ratusan Ribu dipakailah Istilah KETI = 100.000(Seratusribu), misalnya kita menemukan kata 40 Laksa ataupun 40 Keti maka ini dapatlah diartikan sebagai berikut bahwa 40 Laksa adalah 40 x 10.000 = maka nilainya sama dengan 400.000, sedangkan 40 Keti adalah 40 x 100.000 maka nilainya setara dengan 4 juta. Namun kata Juta sangat dan jarang ditemukan dalam tulisan pada naskah-naskah. Maka tidaklah mengherankan jika Dr. M. Adil menyatakan dalam tulisannya “tidak ditemukan bilangan Juta”, karena nilai Juta/Jutaan adalah untuk sebutan bilangan yang sangat banyak. Sebagai ilustrasi saja sampai saat ini masih ditemukan beberapan ungkapan terkait kata juta. “…berjuta-juta bintang di langit artinya bahwa bintang di langit jumlahnya sangat banyak” atau ungkapan “harta dan uang yang dimiliknya berjuta-juta artinya Seseorang yang dimaksudkan harta kekayaan sangat banyak”. Demikianlah catatan kecil ini saya tulis untuk melengkapi apa yang sudah ditulis oleh penulis sebelumnya.#

 

What do you think?

Written by Julliana Elora

Penyemprotan Disinfektan dan Pembagian Masker Relawan Gemass La- Cona

Pertamina Jateng Bantu Awak Media untuk Cegah Covid-19