Salah satu keberhasilan marketing dari sebuah produk adalah bagaimana iklannya bisa mempengaruhi orang untuk membeli produk tersebut. Namun sial bagi Ratna (nama samaran). Akibat tergoda rayuan iklan yang dia lihat di media sosial, ia pun harus merugi sampai Rp 500 ribu karena membeli produk tak berguna. Seperti apa ceritanya?
Di mata keluarga dan teman-temannya Ratna merupakan sosok orang yang suka sekali berbelanja. Baik secara offline maupun online, hampir setiap sekali minggu pasti ada barang yang dia beli. Bahkan dari berbagai produk yang dia beli tersebut, nantinya hanya menjadi barang simpanan di dalam gudang karena tidak ada gunanya.
Keluarganya dan teman-temannya telah lama mengingatkan kepada Ratna agar menahan nafsu berbelanjanya. Tapi seperti sudah menjadi kebiasaan, Ratna tetap berbelanja karena mudah tergoda dengan rayuan iklan yang dia lihat, baik di televisi maupun media sosial. Seperti halnya yang baru dia beli beberapa hari yang lalu.
Kebetulan pada saat itu ketika Ratna sedang “berselancar” di akun media sosialnya dia melihat sebuah iklan produk untuk merapikan pakaian tanpa menggunakan setrika listrik. Alat itu mirip seperti hair dryer.
Di video iklan yang dia tonton tersebut, orang yang di dalam iklan dengan mudah merapikan pakaiannya hanya dengan menggunakan alat tersebut. Harga barang tersebut adalah senilai Rp500 ribu di luar ongkos kirim.
Padahal Ratna sudah memiliki tiga buah setrika listrik di rumahnya. Namun karena tergoda dengan kemudahan dan kepraktisan alat tersebut, dia pun langsung memesan produk itu tanpa membaca detail dan review produk dari orang-orang yang telah membelinya.
Setelah berhasil memesan produk itu Ratna pun kemudian memberitahukan kepada keluarga dan teman-temannya terkait manfaat alat tersebut. Dia bahkan sesumbar akan menyetrika pakaian seluruh anggota keluarganya dan beberapa teman dekatnya dengan menggunakan alat baru itu.
Keluarga dan teman-temannya hanya diam saja dan tak menanggapi celotehan Ratna. Karena mereka sudah tahu bahwasanya barang yang dibeli oleh Ratna tersebut akhirnya tidak akan berguna dan hanya menjadi rongsokan di dalam gudang.
Mereka pun sudah lelah menasehati Ratna terkait kebiasaannya itu. Singkat cerita satu minggu kemudian barang yang dipesan oleh Ratna datang. Setelah melakukan transaksi cash on delivery (COD), Ratna pun tidak sabar untuk segera mencoba produk baru itu.
Bahkan dia sudah meminta kedua orangtuanya dan dua orang sahabat dekatnya untuk melihat demonstrasi dari alat yang baru dia beli itu. Perlahan tapi pasti Ratna pun mulai merakit dan memasang alat baru itu sesuai dengan buku petunjuk yang ada di dalam kotaknya.
Setelah siap, Ratna pun kemudian menekan tombol power untuk menghidupkan alat penyetrika praktis itu. Alat menyala dan dia langsung mengarahkan ke baju yang belum disetrika.
Setelah memperagakan setiap gerakan yang ditunjukkan di dalam video iklan barang itu, pakaian kusut yang dia pegang tidak juga menjadi rapi dan halus. Bahkan Ratna hampir menempelkan ujung alat itu ke pakaian yang dia pegang. Namun hasilnya baju tersebut tetap kusut seperti semula.
Kedua orang temannya yang menyaksikan demonstrasi itu terlihat menahan tawa dengan apa yang dilakukan oleh Ratna. Sementara kedua orangtuanya hanya bisa mengelus dada melihat apa yang telah dilakukan oleh anak perempuan satu-satunya itu.
Tak menyerah begitu saja Ratna tetap berusaha mencoba alat tersebut untuk merapikan baju yang dia pegang. Namun berapa kali pun dia mencoba hasilnya tetap sama yakni alat tersebut tidak berguna sama sekali. Akhirnya Ratna pasrah dan menyerah melihat produk praktis yang baru dia beli tersebut.
Selain rugi Rp500 ribu, Ratna pun harus mendapatkan amarah dari kedua orangtuanya. Tak hanya itu kedua orang sahabat dekatnya itu tak henti-hentinya mengolok dan menertawakan apa yang dialami oleh Ratna selama beberapa hari ke depan. Akibat kesialan yang dialami akhirnya Ratna sadar dan mulai berhenti membeli produk-produk tak berguna. (Adetio Purtama)