Samarinda (ANTARA News) – Mantan anggota grup lawak Srimulat, Kabul Basuki yang akrab dengan nama panggung Tessy, berbagi pengalaman pahit kepada para pelajar dan generasi muda di Kalimantan Timur mengenai bahaya kecanduan narkoba.
Cerita dan pengalaman itu disampaikan Tessy saat menghadiri acara Badan Narkotika Nasional (BNN) Award dan Pengukuhan Duta Anti-Narkoba Kaltim di Plenary Hall Samarinda, Kamis.
Acara itu dihadiri Ketua BNN Budi Waseso, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Kapolda Irjen Pol Safaruddin, Kepala BNNP Kaltim Sufyan Syarief, sejumlah bupati/wali kota, tokoh masyarakat, agama dan tokoh adat, serta ribuan generasi muda dan pelajar.
“Saya cukup lama mengonsumsi narkoba dan itu sangat tidak enak. Saya berterima kasih kepada kepolisian dan BNN yang menyelamatkan hidup saya. Kalau saat itu saya tidak ditangkap, mungkin hidup saya tidak seperti sekarang,” kata Tessy yang juga ditunjuk BNN sebagai Duta Anti-Narkoba.
Pria kelahiran Banyuwangi yang usianya kini menginjak 69 tahun itu, menuturkan dirinya sempat stres dan malu saat ditangkap aparat kepolisian pada sekitar Oktober 2014.
“Bahkan, saat itu saya mencoba bunuh diri dengan minum cairan pembersih lantai porstex, karena saking malunya. Tapi, Allah berkehendak lain, hidup saya masih diselamatkan dan kemudian direhabilitasi,” ujarnya.
Kisah kehidupan Kabul “Tessy” Basuki itu juga diangkat ke layar perak menjadi sebuah film edukasi tentang bahaya narkoba dengan judul “Tiga Pilihan Hidup”. Cuplikan adegan film itu juga ditayangkan pada acara BNN Award di Plenary Hall Samarinda.
“Jadi, buat adik-adik pelajar dan generasi muda di Kaltim, saya mengajak kalian semua agar jangan sekali-kali mencoba menggunakan narkoba dan jauhi narkoba sampai kapanpun,” katanya.
Selain Tessy, hadir juga Duta Anti-Narkoba dari BNN, yakni artis sinetron Marshanda dan Putri Indonesia Kezia Roslin Cikita Warouw, yang turut mengampanyekan bahaya narkoba.
Pada acara BNN Award itu, Kepala BNN Budi Waseso mengukuhkan puluhan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, pimpinan organisasi kemasyarakat, LSM, pemuda, dan pelajar sebagai Duta Anti-Narkoba di Provinsi Kaltim
Mantan Kabareskrim Polri yang akrab disapa Buwas itu mengungkapkan saat ini ada lebih dari lima juta orang di Indonesia sebagai pengguna narkoba dan setiap hari sekitar 40-50 orang meninggal dunia akibat narkoba.
“Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar peredaran dan perdagangan narkoba di kawasan Asia. Tugas dan tanggung jawab memberantas peredaran narkoba bukan hanya di kepolisian dan BNN, tapi seluruh elemen masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016