Kintani Putri Medya dan Sazqia Rayani, dua artis Minang ini memanfaatkan media sosial untuk ajang promosi albumnya. Sekaligus dimanfaatkan membangun kedekatan emosional dengan para fansnya. Seperti apa kiat mereka tetap bertahan di balantika industri musik Minang?
Artis Minang asal Payakumbuh itu baru-baru ini mengorbitkan album duet bersama Ipank, penyanyi Rantau Den Pajauah berjudul Bakilah Ka Rantau. Sebelum dilempar ke pasaran, dirinya mengunggah cuplikan video album duetnya tersebut. Ini bertujuan agar para fans mengetahui sejauh mana lagu barunya itu. Hal itu dapat dilihat dari akun Instagram-nya, Tatan aktif memposting aktivitas maupun video-video klip terbarunya.
Baginya, kehadiran medsos membantunya. Meski tidak dipungkirinya melalui media Youtube lagunya mudah didapatkan dan di-download. Meski untuk edar albumnya tetap lewat kaset VCD.
“Bagi Tatan media sosial itu adalah ajang membangun kedekatan dengan fans. Tatan akan selalu berkesempatan untuk membalas postingan followers. Tatan banyak menerima masukan dan kritikan untuk kemajuan karir Tatan sendiri,” kata Tatan saat dihubungi Padang Ekspres, Sabtu (9/12).
Artis pendatang baru ini pun menganggap, eksistensi kaset VCD tetap ada di pasaran masyarakat luas. Jadi ia pun tidak mempermasalahkan karyanya yang mudah diambil melaui media sosial.
“Yang jelas bagi Tatan, Tatan ingin terus menghibur dan membahagiakan penikmat lagu Minang dengan ciri khas yang Tatan miliki,” sebut penyanyi Minang ”Uda Sayang” itu.
Ke depannya, untuk ajang promosi album-albumnya, Tatan akan terus memanfaatkan media sosial baik itu Instagram, Facebook, Twitter maupun Youtube untuk mempromokan albumnya.
“Bagi Tatan untuk penjualan album melalui kaset VCD akan terus ada di samping mempergunakan media sosial. Tatan pun berharap semoga masyarakat dapat menerima dan menyukai album-album musik Tatan,” ucap artis asal Payakumbuh itu.
Hal serupa juga dilakukan Sazqia Rayani. Meski usinya masih 15 tahun, gadis berparas ayu tersebut optimis dengan kemampuannya. Gadis yang kerap disapa Kia itu mengatakan, awal mula karirnya sebagai penyanyi dimulai sejak tahun 2015 lalu. Dengan melahirkan album perdananya Tangih Ranah Bundo dan Sajak Ayah Tiado, mengantarkannya sebagai publik figur.
Ia yang tumbuh besar dan tinggal di Pekanbaru itu mencintai dunia tarik suara sejak kecil dan terlahir dari keluarga yang bukan penyannyi. Ayahnya memiliki peran penting dalam mengasah kemampuannya sebagai penyanyi. Ia yang memiliki hobi bernyanyi sejak kecil mulai sering merekam dan meng-uplod video-videonya ke Youtube.
“Ayah saya suka musik sejak kecil di rumah itu sering diputarkan lagu Minang, jadi Kia suka bernyanyi dan banyak hafal lagu. Sejak SD sudah sering ikut festival dan manggung,” aku si bungsu dari pasangan Ernita dan Ainil Fitra itu.
Melihat anaknya memiliki hobi bernyanyi sejak usia 5 tahun, sang ayah sering merekamnya dan mulai memasukkannya ke media sosial. Pada tahun 2007, produser sekaligus pemilik Diva Studio Record, Erwin Agam menghubunginya pertama kali.
Ia diminta menyanyikan lagu milik penyanyi Roza Selvia Trio Sarunai, yang berjudul Bapisah. Setelah 3 bulan kemudian ia pun dipanggil ke Padang untuk rekaman. “Om Erwin bilang kalau kriteria suara saya sama dengan penyanyi Roza Selvia. Sampai sekarang om Erwin masih jadi produser saya,” terangnya ketika dihubungi pada Jumat (8/12) malam.
Menurut Kia, produser pertama kali menghubunginya lewat Facebook kemudian ia dihubungi melalui inbox dan meminta nomor teleponnya. Dari hal tersebut ia pun mengenal dan mengembangkan karirrnya sebagai penyanyi profesional.
“Papa sering masukin video di medsos sejak 2010. Om Erwin tertarik dengan suara Kia kemudian menghubungi,” ucap anak rang Batusangkar itu.
Dari komunikasi itulah, ia diajak bertemu di studio sang produser. Suara yang dimiliki Kia membuat produser kepincut dan siap mengorbitkannya. “Waktu itu diminta bernyanyi oleh om Erwin, baru satu lagu Kia langsung diajak untuk orbit album,” kenangnya semabari mengingat kebahagiaannya itu.
Setelah diorbitkan produser ia pun mulai merasakan imbas baik pada dirinya. Masyarakat mulai mengenalnya karena sering tampil dan diundang dalam berbagai acara. Selain di Youtube, ia juga meng-upload video-video bernyanyinya di akun pribadi miliknya di Facebook ataupun Instagram.
Meski tengah menanjaki karir wanita berparas imut itu tetap prioritas pendidikannya. Saat ini duduk di kelas IX SMPN 18 Pekanbaru. Berada jauh di rantau, tanah bundo tidak pernah ia lupakan dengan terus berkarya memperkenalkan dan menghiasi belantika musik Minang di rantau.
Ia optimis dengan karir yang tengah dirintis itu. Meski bermula dari Youtube ia percaya kredibilitasnya mampu menarik penikmat lagu Minang. Ia pun tidak mempermasalahkan orang yang meng-cover lagu miliknya atau membajaknya. Menganggap hal tersebut rezeki milik orang lain.
Ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga serta ayah bekerja di RM Simpang Raya. Gadis bernama lengkap Sazqia Rayani itu terus menapaki karier sebagai penyanyi Minang cilik. Dalam waktu dekat akan meluncurkan album terbarunya. Rencananya di awal November ini ia akan meluncurkan album keduanya berjudul Simpang Arengka dan Isak di Ujuang Tangih.
”Iya, dalam waktu dekat album ke-2 akan beredar, saat ini sudah dicetak. Semoga Kia dapat diterima masyarakat,” harap gadis kelahiran Pekanbaru 21 Oktober 2002 itu.(*)
LOGIN untuk mengomentari.