Nanning (ANTARA) – Ketika Ronen Estoque, seorang pendayung berusia 18 tahun dari Filipina, menyelesaikan babak awal dalam ajang China-ASEAN Dragon Boat Open 2024, dia sangat terkesan dengan level tim perahu naga China.
“Mereka sangat kuat dan cepat. Saya tahu China adalah tempat lahirnya balap perahu naga, jadi datang dan berkompetisi di China adalah kesempatan untuk menimba pengalaman,” kata Estoque.
China-ASEAN Dragon Boat Open 2024 dimulai pada Sabtu (1/6) di Kota Wuzhou, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, dan total 28 tim perahu naga, termasuk empat tim dari negara-negara ASEAN, berpartisipasi dalam acara dua hari tersebut.
Sebagai seorang pendayung muda tim Brgy Carmen Dragon dari Kota Cagayan de Oro di Filipina, Estoque telah berlatih selama dua tahun, dan ini adalah kompetisi internasional pertamanya.
Estoque mencatat bahwa dia jatuh cinta dengan perahu naga karena dia dilahirkan dalam “keluarga perahu naga”.
Ibunya pernah menjadi pendayung di tim perahu naga putri, dan saudara laki-laki serta perempuannya juga berkecimpung dalam olahraga ini di Filipina.
“China adalah negara tempat balap perahu naga berasal, jadi datang ke China untuk berpartisipasi dalam perlombaan perahu naga tidak diragukan lagi merupakan mimpi yang menjadi kenyataan bagi anggota tim muda kami,” kata Sunny Raed Cahayag, pemimpin Brgy Carmen Dragon.
Tim ini baru dibentuk pada 2022 dan para pendayung semuanya adalah pelajar, imbuh Cahayag
“Ini pertama kalinya bagi tim muda ini keluar dari Filipina untuk berkompetisi di luar negeri. Perlombaan hari ini memungkinkan kami melihat tim perahu naga tingkat tinggi dan mendapatkan pengalaman,” kata Cahayag.
Cagayan de Oro adalah kota pelabuhan di Filipina. Integrasi budaya China dan Filipina telah memengaruhi dan membentuk komunitas warga Tionghoa yang unik di sana, dan balap perahu naga menjadi semakin populer di kalangan penduduk setempat.
Meskipun merupakan olahraga khusus, balap perahu naga berkembang pesat di wilayah tersebut, dan ada beberapa tim perahu naga di Kota Cagayan de Oro, menurut Cahayag.
Suhod Hakim, pelatih Brgy Carmen Dragon, pernah menjadi atlet dan pelatih tim perahu naga nasional Filipina.
“Keluarga saya berada di Manila, ibu kota Filipina. Saya datang ke Kota Cagayan de Oro untuk melatih karena anak-anak ini sangat menyukai olahraga perahu naga. Mereka harus bangun pukul 04.30 setiap pagi dan berlatih lebih dari dua jam sebelum berangkat ke sekolah,” kata Hakim.
“Saya telah berkunjung ke Nanning dua kali untuk berpartisipasi dalam perlombaan perahu naga. Saya juga pernah ke Guangdong, Shanghai, Zhejiang dan tempat-tempat lain. Kompetisi semacam ini tidak hanya akan membantu semua orang meningkatkan level persaingan mereka melalui pertukaran, tetapi juga memungkinkan masyarakat dari kedua negara untuk meningkatkan interaksi dan memperkuat pertukaran antarindividu,” kata Hakim.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024