Nusantara membentang dengan lebih dari 10.000 pulau yang di dalamnya bersemayam puluhan suku dan etnis. Terbentuk lebih dari ribuan tahun lalu dari pecahan Pangea, Nusantara masih bertahan dari segala guncangan zaman hingga dewasa ini dengan membawakan ratusan folklor dari berbagai sudut wilayah. Salah satu folklor yang terkenal yang diwariskan oleh nenek moyang kita adalah Timun Mas.
Timun Mas berkisah tentang seorang gadis yang berjuang melawan raksasa. Mulanya, seorang nenek bernama Mbok Srini mengharapkan seorang anak. Raksasa menawarkan anak dengan imbalan ketika dewasa Mbok Srini harus menyerahkan gadis itu untuk dimakan. Mbok Srini setuju. Diberikanlah sebuah timun oleh raksasa, yang nantinya lahir seorang anak dari sana. Anak itu bernama Timun Mas. Timun Mas bertambah umur, Mbok Srini semakin mencintai Timun Mas dan tidak merelakannya menjadi lauk di piring raksasa. Akhirnya, dengan bantuan seorang pertapa, Timun Mas disuruh pergi dengan membawa empat bungkusan yang di dalamnya berisi biji timun, jarum, garam, dan terasi. Keempat barang itu berguna mengalahkan raksasa, hingga akhirnya Timun Mas bahagia bersama Mbok Srini. (2004. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara)
Timun Mas merupakan khazanah Nusantara. Folklor ini istimewa dalam kancah dunia karena terdapat cerita yang serupa tapi tak sama di Negeri Matahari Terbit, yakni Momotaro.
Kisah Momotaro dimulai ketika seorang nenek mencuci baju di sungai. Tiba-tiba, sebuah buah persik (momo, dalam bahasa Jepang) hanyut di hadapannya. Dibawalah pulang buah itu untuk dimakan. Namun, bayi laki-laki merangkak keluar dari buah itu. Dinamailah anak itu Momotaro. Bertambah umur, Momotaro meninggalkan orang tuanya untuk bertarung dengan raksasa (oni) dengan kibidango (makanan khas Jepang) sebagai bekalnya. Dengan kibidango, Momotaro berhasil merangkul beberapa teman berupa anjing, monyet, dan burung dalam perjalannya. Momotaro berhasil meruntuhkan benteng raksasa dan mengalahkan mereka. Momotaro pun kembali ke orang tuanya dengan harta curian raksasa dan hidup bahagia bersama orang tuanya. (2005. Manga Nihon Mukashi Banashi)
Unik, keduanya memiliki alur yang hampir serupa: (1) lahir dari buah, (2) diasuh oleh orang tua, (3) diberikan bekal orang tua yang nanti menjadi senjata, (4) mengalahkan raksasa, dan (5) hidup bahagia bersama orang tua. Untuk sementara, persamaan keduanya dipengaruhi oleh faktor keuniversalan budaya dan makna serta fungsi sastranya, sementara perbedaannya karena budaya lokal dan masyarakat pencipta dan pembacanya.
Dalam hal ini, sudah sepatutnya kita bangga karena memiliki harta tidak bernilai berupa folklor yang tidak jauh berbeda dengan folklor monumental yang tidak asing lagi di telinga internasional. Baik Momotaro maupun Timun Mas sama-sama mengandung amanat yang dapat dipetik dan dipedomankan dalam kehidupan nyata.
kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,