JAKARTA – Kualitas dan kompetensi guru pendidikan anak usia dini (PAUD) perlu ditingkatkan sebagai bagian dari upaya memerangi stunting. Tenaga pendidik PAUD harus sensitif gizi dan mampu mendorong stimulasi dalam upaya penanganan stunting, baik terkait pola makan, pola asuh, dan pola sanitasi.
“Hal tersebut mutlak diperlukan karena fakta di lapangan tidak sedikit guru PAUD yang masih memiliki kualitas rendah. Sementara PAUD memiliki peran penting dalam penanganan anak kerdil atau stunting,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Supriano, di Jakarta, Jumat (22/11).
Supriano menyampaikan hal tersebut dalam Workshop Penyusunan Rencana Kerja Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD dalam Upaya Percepatan Penanganan Stunting di Yogyakarta. Workshop ini diikuti peserta dari 31 kabupaten.
Menurut Supriano, masa perkembangan anak PAUD merupakan masa-masa keemasan pertumbuhan otak anak. Sedangkan stunting itu bukan hanya tentang fisik tetapi juga tumbuh kembang otak sehingga kualitas pendidik PAUD sebagai ujung tombak harus dioptimalkan. Semua itu, dengan sasaran prioritas terhadap rumah tangga yang mempunyai ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-23 bulan. ruf/N-3