Oleh karena itu saya selalu berusaha memilih memilih lensa dengan VR (Vibration Reduction) atau IS (Image Stabilizer). Meskipun harganya lebih mahal, tapi fitur IS (VR) itu sangat berguna. IS (VR) merupakan fitur yang layak dibeli oleh seorang fotografer profesional. Namun IS (VR) tidak dapat menyelesaikan semua masalah. Untuk pemotretan dengan shutter speed rendah, sebaiknya gunakan tripod.
Namun dalam berbagai kesempatan, momen menarik terjadi saat tidak tersedia tripod. Oleh karena itu tetap diperlukan teknik-teknik untuk mencegah terjadinya goyangan.
1. Merapatkan siku
Usahakan untuk selalu menarik & merapatkan siku ke tubuh. Tarik nafas dan tahan saat menekan shutter. Teknik pengaturan napas ini akan sangat berpengaruh saat memotret menggunakan speed lambat dan bukaan aperture lebar. Untuk meningkatkan kestabilan, saya selalu merapatkan siku dan menempelkannya ke dada.
Saya biasa membidik menggunakan mata kanan. Namun tips yang saya peroleh dari Joe McNally dalam artikelnya “The Moment It Clicks” mengharuskan saya untuk menggunakan mata kiri sebelum benar-benar membidik. Ketika melakukan ini, secara otomatis pundak kiri terangkatdan saya bisa merasakan perubahannya hingga ke tulang rusuk. Untuk menambah kestabilan, tarik sikukanan hingga merapat ke dada. Teknik pernapasan tetap harus dilakukan: Tarik napas dan tahan saat menekan shutter.
Kestabilan seperti sebuah tripod dapat diperoleh dengan meletakkan siku pada lutut pada posisi duduk di tanah. Pastikan siku yang satunya merapat ke tubuh untuk meningkatkan kestabilan.
Gambar di bawah ini menunjukkan posisi yang paling stabil dan teknik paling efektif untuk menghindari goyangan kamera. Masalahnya, sudut pandang yang diperoleh dari posisi ini mungkin tidaksesuai dengan yang diharapkan. Lensa harus ditopang sedemikian agar cukup memperoleh kemiringan. Pada gambar kiri, saya meletakkan tangan di bawah lensa untuk menjadi penopang. Jika kemiringan yang diperoleh masih belum cukup, saya akan mengepalkan tangan dan menjadikannya penopang lensa sebagaimana tampak di gambar sebelah kanan.
Teknik seperti yang diilustrasikan dalam gambar berikut biasanya diistilahkan dengan memegang senapan mesin. Saya jarang sekali menggunakan teknik ini karena menurut saya aneh dan sulit untuk mempertahankannya lebih daripada satu atau dua detik. Namun mungkin saja teknik ini cocok untuk anda gunakan, jadi … silakan mencoba.
Dalam gambar berikut, saya menopang dan seakan-akan membuai lensa di antara pundak dan pergelangan tangan (bhs Inggris: cradle – red). Kestabilan tambahan diperoleh dengan mengatur keseimbangan antara siku dan lutut.
Sumber: http://fotografi-dasar.blogspot.com.au/