Beberapa pengunjung terlihat sedang mengamati berbagai surat kabar yang di pemerkan pada Pameran Pers Perjuangan Kemerdekaan RI , di Gedung Juang 45, Kamis (9/2). (Repro/WSP/Rahmat Utomo/C)
MEDAN ( Berita ) : Memperingati Hari Pers Nasional (HPN) Ke 72 , Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut bekerjasama dengan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu – ilmu Sosial (PUSSIS) Unimed serta Dewan Harian Daerah (DHD) 45 Sumut, menggelar Pameran Pers Perjuangan Kemerdekaan RI Di Sumut, di Gedung Juang 45, Kamis (9/2).
Terlihat ratusan pengunjung yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat antusias memperhatikan puluhan surat kabar di yang dipamerkan. Salah satu surat kabar yang menarik minat pengunjung adalah surat kabar Benih Merdeka.
Ini merupakan surat kabar yang sudah terbit sejak 1916. Benih Merdeka adalah satu-satunya surat kabar yang pada masa Hindia Belanda yang terang-terangan hadir untuk menuntut keadilan dan kemerdekaan RI . Bahkan Benih Merdeka hadir lebih dahulu dari kongres Sumpah Pemuda 1928.
Tidak itu saja pengunjung juga banyak yang memperhatikan beberapa surat kabar lainnya, seperti tulisan tulisan dari Pewarta Deli dan Harian Waspada yang ikut dipamerkan.
Karena dulunya dinilai konsisten menulis berita yang memihak pada perjuangan kemerdekaan. Selain itu pameran ini juga memajang berbagai alat yang digunakan dalam proses pembuatan berita di masa lalu, seperti telepon, mesin tik hingga kamera di era penjajahan dulu.
Wajah para tokoh pers seperti Parada Harahap, H.M. Said, Adinegoro, dan Ani Idrus juga terpajang rapi pada pemeran itu. Itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh pers Sumut yang sudah memperjuangkan kemerdekaan lewat jalur pers. Pameran ini sendiri berlangsung dari tanggal 9 hingga 16 Februari.
Sekda Pemprovsu Hasban Ritonga dan tamu penting lainnya ketika memantau kegiatan pameran pers, di acara peringatan HPN ke 72, di Gedung Juang 45. ( Repro/WSP/Rahmat Utomo/C).
Sebelumnya Sofyan Hahahap, Dewan Kehormatan PWI Sumut, dalam sambutan mengatakan kalau bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. “Dalam hal ini pelaku pers dahulu juga bisa dikategorikan pahlawan, karena berkontribusi bagi bangsa negara.
Seperti yang terjadi di Sumut. Dimana sebelum lahir Sumpah Pemuda sudah lahir Benih Merdeka. Surat kabar yang konsisten memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat berbagai pemberitaanya ,” ujarnya
Dikatakannya, kemerdekaan bangsa ini tidak terlepas dari peranan penting pers, terutama di Sumut.“ Harapan saya semoga pemerintah provinsi Sumut berjuang menjadikan beberapa tokoh pers Sumut sebagai pahlawan, supaya bisa menjadi tauladan bagi generasi muda dan wartawan lainnya ,” harap Sofyan.
Sedangkan Kepala PUSSIS Phil Ichwan Azhari dalam kesempatan mengatakan kalau saat ini ada tiga tokoh pers yang harus mendapatkan gelar pahlawan di Sumut, mereka adalah Parada Harahap, H.M. Said, dan Ani Idrus . “ Parada Harahap merupakan tokoh pers yang berulang kali keluar masuk penjara di jaman HIndia Belanda, karena tulisannya yang begitu tajam menuntut kemerdekaan Indonesia.
Ani Idrus tokoh pers wanita yang tulisannya terkenal tajam dan cerdas. Begitu juga dengan H.M.Said tokoh pers yang merelakan apapun demi kemerdekaan Indonesia, melalui pers. Mereka layak menjadi pahlawan,” kata Phil Ichwan Azhari.
Sementara itu Hasban Ritonga Sekertaris Daerah Provinsi Sumut dalam sambutanya mengapresiasi kegiatan ini.“ Terselenggaranya acara ini telah memberikan pembelajaran secara visual tentang tokoh-tokoh pejuang yang dengan susah payah memperjuangkan kemerdekaan melui pers. Semoga apa yang mereka lakukan bisa menginspirasi kita untuk mengisi kemerdekaan,” ujarnya.
Terkait dengan wacana pemberian gelar pahlawan kepada ketiga tokoh pers yang diusulkan meraih gelar pahlawan, Hasban Ritonga mendukung sepenuhnya. “Perjuangan para tokoh pers dengan tulisan harus menjadi contoh bagi wartawan agar terus idealis. Karenanya Pemprovsu nantinya akan membantu melobi pemerintah pusat, untuk menjadikan tokoh pers Sumut sebagai pahlawan nasional,” ucap Hasban Ritonga (WSP/Cru/C).