in

Tolak Kenaikan Harga BBM, Nevi: Rakyat lagi Berupaya Bangkit Pasca Pandemi

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKS Nevi Zuairina saat dialog di Padang TV, televisi lokal Sumatera Barat, menyampaikan bahwa kenaikan harga BBM baik subsidi maupun non-subsidi untuk saat ini tidaklah tepat.

Hal itu disampaikan secara tegas pada dialog khusus Padang TV bertajuk ‘Selamatkan Rakyat, Tolak Kenaikan BBM’.

“Saat ini Indonesia tengah berupaya bangkit di berbagai sektor setelah lebih 2 tahun dilanda wabah pandemi Covid-19. Kita semua memahami bahwa kenaikan harga BBM ini secara spontan akan menurunkan daya beli masyarakat. Tidak sekadar BBM yang naik, tapi semua komoditas yang memerlukan transportasi angkut dalam distribusinya akan mengikuti kenaikannya,” jelasnya.

Legislator asal Sumatera Barat II ini menambahkan bahwa saat ini berdasarkan data dari Kadin, ada 66,7% penduduk Indonesia rentan miskin. Hal ini mengisyaratkan, kondisi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

“Ketika ada sedikit guncangan terhadap daya beli mereka, semisal kenaikan BBM baik yang subsidi maupun pertamax, maka mereka sangat rentan masuk ke kategori orang miskin,” tutur Nevi.

Politisi PKS ini mengatakan, bahwa partainya konsisten menolak kenaikan BBM dan terus menyuarakan, agar pemerintah merevisi kebijakan dengan mengembalikan harga BBM seperti semula.

Hal yang sangat mendasari penolakan kenaikan BBM ini adalah rakyat baru saja akan bangkit setelah pandemi, dan saat ini harga minyak mentah Dunia mengalami penurunan. Dan yang paling mengkhawatirkan menurutnya, kenaikan BBM ini telah memunculkan sederet implikasi negatif di tengah masyarakat, di antaranya, mendorong inflasi, menurunkan pertumbuhan ekonomi, memicu stagflasi, dan banyak lagi dampak negatif lainnya.

Nevi mengutarakan, bahwa kebijakan harga BBM subsidi maupun pertamax, sangat tidak berempati dengan kondisi masyarakat yang masih dalam kesulitan ekonomi.

Menurutnya, kebijakan turunan kenaikan BBM untuk mengurangi dampak buruk bagi masyarakat berupa bansus juga tidak dapat memberi solusi menyeluruh.

Karena yang terjadi di lapangan, kerap kali ditemukan bahwa Bansos alih-subsidi bahan bakar minyak berpotensi tidak akurat. Ketidakjelasan data akan memicu tidak akuratnya penerima sehingga banyak salah sasaran.

“Indonesia inikan kaya raya. Saya berharap, potensi alam negara ini dapat dioptimalkan sebaik mungkin sehingga masyarakatnya dapat merasakan kesejahteraan secara merata. Saat ini kenaikan BBM mengguncang masyarakat salah satu penyebabnya mayoritas masyarakat belum memiliki penghasilan yang mencukupi untuk mengimbangi tingginya harga komoditas. Salah satu pekerjaan utama pemerintah adalah, bagaimana rakyat kita ini memiliki daya beli yang tinggi, sehingga tidak ada persoalan dengan harga BBM maupun komoditas lainnya,” tukasnya.(rel)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Sungai Rereiket Meluap, Desa Matotonan Terendam Banjir Setinggi 1 Meter

Pemko Lepas Peserta Pelatihan Barista dan Commercial Cokery ke BBPVP Medan