in

Tolak Politik Uang Menggema

AKSI DAMAI: Salah
satu orator saat
menyampaikan orasi
dalam aksi damai
menolak politik uang
di pedestarian Jam
Gadang Bukittinggi,
Kamis (1/2).(RIAN AFDOL/PADANG EKSPRES)

Menyuarakan pemilu bersih dan penolakan terhadap praktik politik uang, sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Bukittinggi menggelar aksi damai yang dipusatkan di area pedestrian Jam Gadang, Kamis (1/2).

Membentangkan spanduk bernarasi “Oligarki Harus Tumbang, Kawal Politik Bersih, Bahaya Laten Politik Uang”, massa bergerak dari kampus III Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) menuju Jam Gadang untuk berorasi.

Seusai orasi, dalam aksi ini mahasiswa juga melakukan kegiatan teatrikal dan penandatangan petisi menolak praktik politik uang. Setelah itu massa bergeser ke Monument Bung Hatta.

Muhammad Afif Alfikri, Kordinator Lapangan kegiatan ini menyebutkan, aksi damai ini merupakan salah satu bentuk dari kampanye dan edukasi dari mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) untuk mewujudkan politik bersih dan bebas dari politik uang.

“Ini adalah salah satu rangkaian dari agenda kampanye anti politik uang yang dilakukan oleh gabungan mahasiswa dari UMSB, Universitas M Natsir, ITBHAS, dan juga berbagai OKP seperti HMI dan IMM. Jauh sebelum ini, kita telah melakukan berbagai kegiatan edukasi kepada masyarakat, kita melakukannya dengan dor to dor untuk memastikan bahwa masyarakat lebih sadar akan bahaya laten dari politik uang,” ujar Muhammad Afif Alfikri, saat ditemui sesuai aksi damai.

Ia menilai politik uang memberi potensi bagi calon legislatif dan eksekutif terpilih bukanlah mereka yang memiliki modal gagasan, tapi mereka yang memiliki modal biaya politik yang besar.

“Terpilihnya orang-orang yang miskin gagasan tapi kaya biaya politik tentu berdampak besar bagi masyarakat, tentu yang paling bisa dirasakan adalah kebijakan dan program yang akan mereka hasilkan nantinya,” ucapnya.

Ia juga menilai bahwa praktik politik uang memiliki dampak jangka panjang, berkelanjutan dan akan berdampak terhadap kebijakan yang nantinya akan dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Ada potensi siklus, sekarang mereka harus mengeluarkan cost besar untuk menang, lalu saat menjabat mereka mencari jalan untuk mendapatkan kembali modal yang telah mereka keluarkan, lalu ada potensi mereka untuk mengumpulkan modal lagi untuk pemilu berikutnya. Tentu ini berbahaya bagi demokrasi,” tambahnya.

Senada dengan itu, Ahmad Zaki, salah satu perwakilan HMI menyebutkan, aksi damai kali ini merupakan bentuk kampanye dari mahasiswa di Kota Bukittinggi untuk menolak berbagai kecurangan dalam pemilu, salah satunya politik uang.

“Melalui aksi ini, kita mengingatkan kepada masyarakat dan peserta pemilu bahaya dari politik uang. Sebelumnya kita juga telah melakukan survei dan kajian terhadap masyarakat di Kota Bukittinggi. Kita melihat potensi politik uang masih besar di kota ini. Karena itu kita melihat kampanye menolak politik uang sangat perlu dilakukan,” ucapnya.

Ia menegaskan gerakan edukasi dari mahasiswa ini akan terus dilakukan secara konsisten, untuk mengawal pemilu serentak yang akan dilaksanakan pada 14 Februari mendatang hingga pemilihan kepala daerah nantinya. (r)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Musrenbang Harus Fokus Pada Program Strategis 2026

Kinerja Bank Nagari Tahun 2023 Bertumbuh, Bukukan Laba Rp523,61 Miliar