Palembang, BP–Keberagaman sebagai anugerah Tuhan dan penuh manfaat yang potensial. Bentuk konkret dari sikap menjunjung tinggi keberagaman di Indonesia yaitu toleransi dalam segala aspek kehidupan. Sikap toleransi mutlak diimplementasikan di Indonesia sebagai prasyarat menjadikan perbedaan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal tersebut dikemukakan Siska Marleni, Wakil Ketua I Komite IV DPD-RI daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Selatan (Sumsel) periode 2014-2019 saat memberikan materi dalam acara sosialisasi nilai-nilai kebangsaan dengan tema implementasi toleransi keberagaman dalam mengawal persatuan dan kesatuan di Gedung DPD RI Perwakilan Sumsel, Jakabaring, Senin (18/9).
Acara tersebut diikuti perwakilan dari Forum Komunikasi Umat Beragama, Karang Taruna Sumsel dan Kwarda Pramuka Sumsel. Turut hadir di antaranya Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Fatah Palembang Prof Dr H Romli, Kasubbag Informasi dan Humas Kemenag Sumsel H Saefudin.
Menurut Siska, toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya.
“Sikap toleransi menghindarkan terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda, toleransi mencakup banyak bidang, salah satunya adalah agama. Toleransi beragama merupakan sikap saling menghormati dan menghargai penganut agama lain,” kata Siska yang juga Akademisi Program Studi Ilmu Manajemen di STIE Rahmaniyah.
Apalagi dalam struktur ketatanegaraan NKRI, posisi DPD RI sangat sentral. Selain sebagai senator yang mewakili pemerintah daerah, rakyat daerah dan wilayah teritorial daerah tetapi juga sebagai anggota MPR RI. Anggota DPD RI menjadi garda terdepan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Persoalan ideologi, konstitusi, NKRI dan keberagaman untuk terus dibahas dan disosialisasikan sehingga menciptakan toleransi,” katanya.
Sesuai dengan karakter manusia sebagai makhluk sosial menurutnya ternyata ada satu sikap baik yang menjadi modal terciptanya kerukunan yakni sikap toleransi.
“Keberagaman yang dimiliki Indonesia memerlukan implementasi sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Toleransi sebagai salah satu nilai kebangsaan yang menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa dalam keberagaman,” katanya.
Selain itu tingginya tingkat keragaman NKRI sebagai sumbu yang mudah tersulut oleh berbagai konfrontasi SARA.
“Multikulturalisme merupakan given dari Tuhan, namun Bhineka Tunggal Ika merupakan titipan dari nenek moyang kita yang harus dijaga dan dilestarikan. Pluralitas & heterogenitas yang tercermin pada masyarakat Indonesia diikat dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang mengandung makna meskipun Indonesia berbhinneka, tetapi terintegrasi dalam kesatuan,” katanya.
#fer