in

Trio Jagad Khatulistiwa bakal Luncurkan Cindaku Si Urang Bagak di Comic Con 2023

PADEK.JAWAPOS.COM-Studio Equator, sebuah kolaborasi seniman visual terkenal Indonesia, memperkenalkan Jagad Khatulistiwa, sebuah dunia alternatif yang memunculkan karakter-karakter dari hikayat dan legenda atau cerita yang disampaikan dari mulut ke mulut di Nusantara.

Didirikan oleh Andibachtiar Yusuf, Agus Makkie, dan Iskandar Salim, mereka berharap Jagad Khatulistiwa menjadi sumber konten kreatif yang inovatif di Indonesia dan seluruh dunia.

Salah satu karakter yang akan muncul pertama kali adalah Cindaku, Si Urang Bagak, yang dikembangkan bersama musisi Minangkabau, Fatbrotherhood. Mereka berencana untuk meluncurkannya dalam bentuk komik di Comic Con 2023 pada November mendatang.

Fatbrotherhood adalah musisi asal Padangpanjang, Sumatera Barat yang cukup ramai dibicarakan di skena musik Hip Hop di Ranah Minang.

Pada setiap pemunculannya, aksi mereka hampir selalu mampu mengundang penggemarnya pergi menuju kota lain di mana mereka beraksi.

Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan sentuhan modern pada karya budaya Minangkabau dan mendukung perkembangan industri seni di Indonesia. Trio seniman ini percaya bahwa kekayaan budaya Indonesia perlu dijaga dan diperbarui sesuai dengan dinamika global.

Cindaku, Si Urang Bagak, akan menjadi karakter utama dalam komik edisi 0 produksi Jagad Khatulistiwa. Penampilan perdana telah dilakukan di Pariaman saat peresmian Jalan Elly Kasim, dan mereka berharap mendapatkan dukungan besar dari media, masyarakat, dan para pecinta hikayat ini.

Andibachtiar menyebutkan mereka kebetulan bertemu dan sama-sama memiliki kegelisahan atas kekayaan kisah di tanah air yang sejak lama ingin sekali dikaji ulang dan dicipta menjadi bentuk-bentuk baru.

“Cindaku, Si Urang Bagak adalah salah satu karakter yang dikembangkan paling awal di samping trio Hudoq, Naga dan Diang Rangkong,” katanya.

Tiga serangkai itu juga sedang menyiapkan “kehidupan” lain yang diharapkan bisa diceritakan dan disampaikan dengan baik untuk banyak orang, dunia Matchbox, Putri Pagaruyung, semesta Djakatta adalah beberapa konten yang diharapkan bisa siap juga dalam jangka waktu tak lama dibanding pendahulunya.

Trio Iskandar-Yusuf-Agus percaya bahwa kekayaan budaya Indonesia tidak hanya perlu dijaga, tetapi juga perlu mampu mengikuti zaman sekaligus tentu saja bergerak sesuai dinamika ke-Indonesiaan yang semakin mengglobal.

“Inspirasinya tentu diambil dari hikayat rakyat Minangkabau dan sekitarnya, yaitu Cindaku. Basis hikayat tetap sama, tetapi tentu saja disesuakan dengan kebutuhan perkembangan cerita, karakter dan dunia alternatif yang dibentuk oleh Studio Equator,” kata Andibachtiar.(rel)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Intan Bano Dukung Festival 1000 SIYA

Bank Nagari-Pemprov Sumbar Gelar Subuh Mubarakah dan Launching Program SANAK