in

Umat Muslim Agar Selalu Mengingat Allah SWT

ANTUSIAS: Suasana pengajian Majelis Taklim Indonesia (MTI)
se-Sumbar di Masjid Nurul Iman Padang, beberapa waktu lalu.(IST)

Umat muslim dituntut untuk selalu mengingat Allah SWT di dalam hatinya. Itulah mengapa di zaman sekarang masyarakat tidak boleh melupakan nilai-nilai dan ajaran agama Islam. Sehingga ia menjadi orang yang merugi apabila telah terjerumus ke dalam dosa besar.

Hal itulah yang dibahas pada pengajian Majelis Taklim Indonesia (MTI) di Masjid Nurul Iman yang dipimpin langsung oleh Ketua MTI Kota Padang Rosniati Hakim bersama ratusan masyarakat yang tergabung ke dalam MTI Sumbar, beberapa waktu lalu.

Pengajian ini dipandu langsung Dr. Onrico Candra, Lc, M.Ed yang merupakan dosen STAI-PIQ Sumbar. Ia menyampaikan pengajian dengan cara yang lembut sehingga masyarakat cenderung memahami serta mengerti dengan pengajian tersebut.

Menurutnya, di zaman sekarang seharusnya masyarakat lebih mengingat Allah SWT lantaran pengaruh zaman yang sudah semakin maju dan sangat banyak mengalami perubahan akibat globalisasi.

“Kita harus selalu mengingat Allah SWT dimanapun berada di tengah gemuruhnya zaman yang terkadang mudah membawa kesesatan. Allah SWT harus senantiasa berada dalam ingatan dan hati kita sehingga setiap apapun yang kita lakukan selalu mempertimbangkan Allah SWT,” katanya.

Selanjutnya, ia juga menyampaikan bahwa Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat An-Nisa’ ayat 103, artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman,” sebutnya.

Di zaman modern seperti sekarang kebanyakan masyarakat cenderung terburu-buru dalam melakukan shslat serta ibadah lainnya. Bahkan budaya yang dahulunya setelah shslat selalu bersalam-salaman sudah tidak dipakai lagi.

Jangankan hal itu, bahkan juga ada yang setelah selesai shalat langsung buru-buru menanggalkan mukenanya dan langsung berjalan keluar masjid atau mushala. Seakan-akan ada urusan yang lebih penting daripada mengingat Allah SWT tanpa berzikir dan berdoa.

Hal tersebut memang tidak ada larangan dalam syariat Islam, sebab secara syari shalatnya sudah selesai. “Namun apabila hal tersebut kita diamkan dan kita biarkan, maka akan berdampak negatif dalam hal kemakmuran masjid atau tempat ibadah pada umumnya,” ungkapnya.

“Allah SWT memerintahkan setelah menyelesaikan shalat hendaknya kita menyambung dengan berdzikir dan berdoa mengucap tasbih, tahmid, tahlil dan takbir dan juga membaca ayat-ayat suci Al Quran,” tambahnya.

Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta).” (QS. Al A’raf: 55).

Sementara itu, dalam hadis disebutkan, artinya “Ada dua kalimat yang ringan untuk diucapkan di lidah, tetapi berat sekali dalam timbangan (besar pahala), juga amat dicintai oleh Tuhan yang Maha Pengasih, yaitu kalimat: Subahanallah Wabihamdihi dan Subhanallahil Adzhim.” (HR. Bukhari-Muslim).

Selanjutnya, ia juga menjelaskan Allah SWT telah menjanjikan bagi siapa pun yang melakukan zikir dan selalu ingat kepada-Nya setelah shalat maupun dalam majelis, maka akan dikerumuni para malaikat dan diliputi rahmat Allah SWT.

Namun, setelah berkembangnya zaman fenomena ini jarang sekali terlihat dan dianggap sebagai fenomena yang asing dan tidak lagi menjadi budaya para muslim. Bahkan lebih banyak menghabiskan waktunya ke tempat-tempat hiburan.

“Marilah kita selalu mengingat Allah dan jangan melupakan Sang Pencipta. Maka rahmat Allah SWT akan selalu menyertai dan tidak akan hilang di tengah-tengah masyarakat sehingga yang ada hanya Kemakmuran dan dijauhkan dari kemaksiatan. (s)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Jalan Sehat, Rektor Unand Ungkap Suksesi Kepemimpinan

Wako Hendri Septa Bantah Penganiayaan Pedagang di Pantai Padang