in

Universitas Bina Darma Palembang siap jadi kampus inklusif

Palembang (ANTARA Sumsel) – Universitas Bina Darma Palembang, Sumatera Selatan siap menjadi kampus inklusif atau terbuka untuk siapapun termasuk kaum penyandang cacat atau disabel terutama penyandang tuna rungu.

Untuk menjadi kampus inklusif, pada 2017 ini mulai diterapkan kurikulum bahasa isyarat pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma Palembang, kata Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bina Darma mewakili rektor pada saat membuka Workshop Pendidikan Inklusif dan Komunikasi Nonverbal Untuk Kemandirian Ekonomi Kaum Disabel Tuna Rungu, di Palembang, Rabu.

Menurut dia, setiap orang berhak mendapatkan pendidikan tinggi termasuk penyandang tuna rungu yang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi.

Kaum disabilitas selama ini untuk mendapatkan pendidikan harus ke sekolah khusus penyandang cacat atau sekolah luar biasa karena jika di sekolah reguler akan mengalami kesulitan berkomunikasi dan menyerap materi yang disampaikan guru di kelas.

Sekolah tingkat dasar hingga menengah atas untuk kaum disabilitas sudah lama tersedia, namun untuk jenjang pendidikan tinggi yang dapat menerima mahasiswa yang memiliki kekurangan seperti kaum disabilitas tuna rungu belum banyak bahkan untuk wilayah Sumsel hanya Universitas Bina Darma yang memulai memasukkan bahasa isyarat ke dalam kurikulum pengajaran.

Pelajaran bahasa isyarat mulai diterapkan pada 2017 ini di Fakultas Ilmu Komunikasi, dan bukannya tidak mungkin bisa diterapkan pada fakultas lain sehingga bisa memberikan kesempatan yang lebih luas kepada kaum disabel mendapatkan pendidikan tinggi setara dengan orang normal.

Selain memasukkan bahasa isyarat ke dalam kurikulum pengajaran, pihaknya juga berupaya menyediakan fasilitas lainnya untuk memudahkan kaum disabel mendapatkan pendidikan dan melakukan aktivitas lainnya sebagaimana mahasiswa normal, katanya.

Sementara Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma Palembang Prof Dr Isna Wijayani menambahkan bahwa pihaknya sangat peduli dengan penyandang cacat terutama yang mengalami kekurangan indra pendengaran.

Sesuai dengan bidang ilmu yang dikembangkan Fakultas Ilmu Komunikasi, pihaknya berupaya memfasilitasi generasi muda dan masyarakat umum yang tertarik mempelajari cara berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat dengan tuna rungu atau komunikasi nonverbal.

“Tidak banyak pendidik yang memiliki kemampuan berkomunikasi nonverbal, melihat kondisi itu kampus kami mulai 2017 ini memasukkan bahasa isyarat sebagai salah satu pelajaran yang diberikan kepada mahasiswa yang nantinya diharapkan lahir pakar komunikasi nonverbal dari UBD yang bisa memfasilitasi penyandang tuli mendapatkan pendidikan tinggi,” ujar Isna.

Editor: Yudi Abdullah

COPYRIGHT © ANTARA 2017

What do you think?

Written by virgo

Gubernur Minta Palembang Terapkan CCTV Makassar

Dinsos Sumsel-universitas Bina Darma peduli tuna rungu