Menyamakan persepsi, membuat rencana kerja dan akselerasi rencana aksi yang lebih cepat, tepat, terarah, dan terukur serta meningkatkan sinergitas dan kolaborasi, merupakan upaya penurunan stunting di Kabupaten Limapuluh Kota. Seperti apakah langkahnya?
Tidak akan sanggup jika hanya mengandalkan pemerintah untuk menyukseskan program penurunan angka stunting. Sebab butuh kolaborasi semua pihak, mulai dari keluarga, lingkungan hingga pemerintah. Sehingga Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota luncurkan program Bersama Atasi Stunting dengan Ibu dan Bapak Asuh Limapuluh Kota yang disingkat “Basiba Liko”
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) sekaligus Ketua Panitia, Ayu Mitria Fadri dalam laporannya seperti dikutip dari rilis Diskominfo Limapuluh Kota menyampaikan, kegiatan rembuk stunting dilaksanakan untuk memastikan adanya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama, antara organisasi Perangkat Daerah dengan lembaga non pemerintah, nagari, dan masyarakat.
“Adapun tujuannya menguatkan sinergi kepedulian serta meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan dalam rangka koordinasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Limapuluh Kota,” jelasnya.
Dalam rangkaian kegiatan rembuk stunting tersebut, turut dilaksanakan penandatanganan komitmen bersama antara Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota melalui Dinas Kesehatan dengan Kemenag Limapuluh Kota serta pemberian penghargaan kepada wali nagari inovatif.
Meski belum dirinci seperti apakah program Basiba Liko secara konkret dalam aplikasinya, Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin Datuak Bandaro Rajo saat membuka acara rapat koordinasi dan rembuk Stunting tingkat Kabupaten Limapuluh Kota sekaligus launching Basiba Liko mengatakan, agar upaya penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Limapuluh Kota dapat tercapai, maka diperlukan kolaborasi dan sinergi yang baik antar Perangkat Daerah.
“Semoga terobosan ini dapat dijalankan di seluruh OPD, maupun nagari, dan bisa menurunkan angka prevalensi stunting di Limapuluh Kota,” harap Bupati Safaruddin, Rabu (13/9).
Komitmen Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota untuk mempercepat kinerja penurunan angka stunting, kata Bupati, telah menunjukkan penurunan, setelah sebelumnya prevalensi balita stunting mencapai 28,2 persen di tahun 2021 menjadi 24,3 persen di tahun 2022.
“Kemajuan ini patut disyukuri, namun kami mengingatkan seluruh stakeholder untuk tidak berpuas diri, dan harus bertekad dalam mencapai target nasional di tahun 2024 yakni 14 persen,” kata Bupati. (*)