in

UPT SD Negeri 12 Paninjauan, Pembelajaran Berdiferensiasi Ciptakan Kelas Menyenagkan

DISKUSI: Sejumlah murid UPT SDN 12 Paninjauan terlihat sedang asyik berdiskusi dengan teman mereka terkait pembelajaran
saat proses belajar mengajar di dalam kelas.(TIM LAMAN GURU)

Ki Hajar Dewantara menyampaikan bahwa, pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Kita sebagai seorang pendidik tentu mengetahui bahwa setiap anak memiliki keunikan masing-masing sesuai dengan kodratnya. Lingkungan belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan potensi dan kreatifitas peserta didik.

Hal ini menggambarkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan adalah berpusat kepada peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik bisa terwujud, dengan cara guru harus mampu menganalisis kebutuhan belajar masing-masing peserta didiknya.

Setiap peserta didik memiliki potensi dan karakter yang berbeda. Oleh sebab itu, guru mampu memetakan peserta didiknya sesuai dengan potensi, minat dan gaya belajarnya. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah hal yang tepat dalam memenuhi kebutuhan peserta didik tersebut.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah cara guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode, model, strategi serta konten pembelajaran yang bervariasi yang sesuai dengan kebutuhan belajar individu setiap peserta didik.

Agar terlaksananya proses pembelajaran berdiferensiasi tentunya diperlukan oleh guru melakukan persiapan pembelajaran salah satunya dengan membuat modul ajar.

Dalam menyusun modul ajar terdapat beberapa prinsip yang harus diikuti, bahwa dalam perencanaan pembelajaran harus dilakukan dengan memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik. Serta sebelum pembelajaran dimulai siswa melakukan asesmen diagnostik.

Sehingga pembelajaran berdiferensiasi dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Ada beberapa aspek dalam menerapkan pembelajaran berdiferensias agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Pertama, kesiapan belajar peserta didik. Kesiapan belajar peserta didik bukanlah tentang tingkat intelektual (IQ) peserta didik. Namun lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.

Peserta didik berasal dari latar belakang yang berbeda, memiliki preferensi belajar yang berbeda, minat yang berbeda dan belajar dengan kecepatan yang berbeda sehingga kesiapan belajar merekapun berbeda.

Oleh karena itu guru perlu mengidentifikasi kesiapan belajar peserta didik agar mampu merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Kedua, agar berjalan sesuai dengan kebutuhan siswa adalah minat peserta didik. Minat merupakan suatu motivator yang penting bagi peserta didik untuk ikut secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru memiliki berbagai cara untuk meningkatkan minat peserta didiknya.

Seperti menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dengan humor, surprise (kejutan), menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu peserta didik, mengkomunikasikan nilai manfaat yang dipelajari peserta didik, dan mencipta kesempatan-kesempatan belajar di mana peserta didik dapat memecahkan masalah (problem base learning).

Ketiga, profil belajar peserta didik. Profil belajar peserta didik mengacu kepada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik dalam belajar. Tujuan memetakan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara natural dan efisien.

Banyak faktor profil belajar peserta didik, diantaranya : keadaan lingkungan belajar, pengaruh budaya, gaya belajar (visual, audiotori, kinestetik), dan kecerdasan majemuk.

Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru bisa mengenali kebutuhan para siswa yang berbeda-beda, kemudian merancang metode ajar yang paling efektif bagi mereka.

Adanya pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu guru mengatasi kesenjangan belajar serta memberikan dukungan yang tepat kepada setiap siswa.

UPT SD Negeri 12 Paninjauan sudah mulai melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Yang sebelumnya metode pembelajaran dominan dengan metode ceramah sekarang mulai bervariasi sehingga siswa semangat belajar. Guru mulai merancang modul ajar yang berdiferensiasi baik dari segi konten proses dan produk.

Siswa yang sudah dilakukan asesmen diagnostik dibuatkan proses pembelajaran yang berdiferensiasi, sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Pembelajaran berdiferensiasi juga membuat siswa berkarakter profil pelajar pancasila.

Hal ini terbukti dengan adanya berdiferensiasi kegiatan siswa dan variasi metode pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi juga mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang dapat menghasilkan produk.

Produk berupa tagihan/unjuk kerja yang diharapkan dari peserta didik setelah proses pembelajaran tidak hanya dalam bentuk hasil tes tulis yang bagus tetapi dapat berupa pertunjukkan, pidato, diagram, gambar, video dan lainnya yang mencerminkan pemahaman peserta didik dari tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran.

Awalnya memang susah dalam menerapkannya. Akan tetapi jika kita berusaha untuk mewujudkannya dengan berlatih, tidak ada kata sia-sia. Terus semangat untuk belajar wahai para guru.

Mari wujudkan pembelajaran berdiferensiasi sehingga siswa dapat memenuhi kebutuhan belajarnya dengan senang hati tanpa terbebani. Terus semangat guru Indonesia. (Desri Fitri Irawan, UPT SDN 12 PANINJAUAN)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Empat Kesepakatan Kerja Sama Indonesia dan Timor-Leste

BPN Sampaikan Progres Pembebasan Lahan Tol Seksi Padang-Kapalo Hilalang