in

UPT SMP Negeri 3 Batusangkar, Konsistensi dan Perilaku Keteladanan Guru Pendidikan

Dra. Anitra Wahyu Nor Harlina
(GURU UPT SMPN 3 BATUSANGKAR)

SEBAGAI pendidik yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Pancasila, konsistensi guru dalam menunjukkan sikap dan perilaku keteladanan tentunya sangat penting.

Dalam artikel ini, penulis akan membahas mengapa konsistensi ini penting, faktor-faktor yang memengaruhi konsistensi, manfaatnya bagi secara pribadi, tantangan yang dihadapi, serta strategi untuk meningkatkannya.

Guru Pendidikan Pancasila memiliki peran yang krusial dalam membentuk generasi yang yang kelak memiliki rasa cinta tanah air dan mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila.

Konsistensi guru dalam menunjukkan sikap dan perilaku keteladanan tentunya sangat berperan penting dalam membentuk karakter siswa yang sejalan dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.

Konseptualisasi tentang sikap dan perilaku keteladanan dalam Pendidikan Pancasila melibatkan banyak hal. Saalah satunya adalah penampilan guru keseharian sebagai contoh yang diikuti oleh siswa.

Guru harus memperlihatkan sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila guna membentuk kemampuan berpikir kritis dan moral yang baik pada siswa. Banyak hal yang memberi warna akan mempengaruhi terhadap konsistensi guru khususnya sikap dan keteladanan.

Banyaknya pengalaman terhadap pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti dan memadai terkait dengan Pancasila akan lebih konsisten dalam menunjukkan sikap dan perilaku keteladanan.

Faktor berikutnya adalah dukungan lingkungan. Lingkungan sekolah yang mendukung dan mendorong para guru dalam menampilkan sikap dan perilaku keteladanan juga dapat memengaruhi konsistensi mereka. Budaya sekolah yang sudah mapan dan kepemimpinan yang juga membangun budaya mutu dari berbagai sisi, turut memberi andil besar.

Banyak manfaat yang dapat di peroleh dengan adanya sikap konsistensi sebagai pendidik yang penulis rasakan dalam dalam sikap dan perilaku keteladanan sebagai seorang guru yang mengampu Pendidik Pancasila.

Pertama, tentunya akan membentuk karakter siswa. Konsistensi guru dalam menunjukkan sikap dan perilaku keteladanan berperan penting dalam membentuk karakter siswa agar memiliki etika, moralitas, dan rasa cinta tanah air yang kuat.

Kedua, konsistensi yang dilakukan juga akan berdampak pada siswa, khususnya ia akan lebih termotivasi dan terinspirasi untuk belajar. Hal ini dimungkinkan karena mereka memiliki guru yang secara konsisten menampilkan sikap dan perilaku keteladanan yang baik.

Di satu sisi, konsistensi juga menemukan berbagai hambatan dalam mencapainya. Mencapai konsistensi guru dalam menunjukkan sikap dan perilaku keteladanan tidak selalu mudah.

Beberapa tantangan yang yang pernah dihadapi antara lain kurangnya sumber daya, kurikulum yang padat, serta kurangnya pemahaman dan dukungan dari semua pihak terkait.

Tentunya hambatan ini membutuhkan berbagai langkah-langkah strategis yang harus di lakukan oleh satuan pendidikan di mana guru tersebut mengabdikan dirinya. Pertama adalah dukungan sistem.

Pemerintah seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan pihak terkait seperti Komite Sekolah, Komunitas orang tua siswa perlu meningkatkan dukungan sistem bagi guru Pendidikan Pancasila, termasuk yang juga tidak bisa dianggap sepele adalah tambahan pelatihan, atau diklat pengembangan kurikulum yang relevan, dan ketersediaan sumber daya yang memadai.

Kedua adalah adanya peran model, yakni melibatkan rekan sejawat yang telah konsisten menunjukkan sikap dan perilaku keteladanan sebagai mentor atau model bagi guru-guru lainnya juga dapat membantu meningkatkan konsistensi guru dalam hal ini.

Syarat standar sebagaimana yang penulis paparkan, ternyata telah terwujud dalam pelaksanaan pendidikan pada UPT SMPN 3 Batusangkar. Para pendidik rekan sejawat telah memberikan kontribusi yang sangat besar, dalam mewujudkan perilaku konsisten dalam memberikan contoh teladan bagi para siswa yang di didik di satuan pendidikan dimaksud.

Sebagai pendidik mata pelajaran Pendidikan Pancasila, penulis ternyata tidaklah berjalan sendiri. Dukungan rekan sejawat dan kepala sekolah yang juga konsisten memberikan keteladanan adalah role model yang dapat diteladani siswa.

Hal ini yang menguatkan semangat penulis untuk tetap konsisten menjadi contoh dalam setiap tindakan yang dapat di teladani oleh siswa. Konsistensi keteladanan yang dilakukan telah mengantarkan para siswa mewujudkan Visi dan Misi Satuan pendidikan.

Dengan terwujudnya visi dan misi sekolah dalam keseharian pergaulan siswa, maka budaya sekolah yang kondusif juga terselenggara. Sebagai contoh adalah budaya senyun, sapa, salam seolah menjadi rutinitas bagi sekolah.

Hal ini tentunya didukung oleh konsistensi seluruh warga sekolah untuk mewujudkannya. Dari sisi siswa, ketika program ini baru saja dilaksanakan, memang masih terlihat terbata-bata, masih ada siswa yang terlambat masuk sekolah.

Namun sejak perilaku senyum, salam dan sapa melalui kegiatan menunggu siswa di gerbang sekolah setiap pagi, maka tingkat keterlambatan juga semakin menurun.

Kesimpulan dari apa yang penulis paparkan diatas adalah bahwa konsistensi guru dalam menunjukkan sikap dan perilaku keteladanan sangat penting dalam pembentukan generasi yang memiliki nilai-nilai Pancasila.

Untuk mencapai konsistensi ini, diperlukan upaya bersama antara guru, rekan sejawat, pihak terkait, dan semua elemen masyarakat. Dalam hal ini, peran pemerintah, lingkungan sekolah atau kultur sekolah yang mendukung, serta upaya peningkatan dukungan dan pemahaman kolektif sangatlah penting. (Dra. Anitra Wahyu Nor Harlina, GURU UPT SMPN 3 BATUSANGKAR)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Dugaan Korupsi Void EDC BRI, Salah Satu Kasus yang Ditangani Kejari Padang Tahun 2023

Top Manajemen BSI Tinjau Layanan Akhir Tahun dan Tahun Baru di Cabang