in

Usai Shalatkan Jenazah, Tentara ini Ditikam Hingga Meninggal Dunia

Administrator | Sabtu,08 Juli 2017 – 21:31:23 WIB

Dibaca: 265 kali 

PEKANBARU — Panglima Daerah Militer I Bukit Barisan Mayor Jendral TNI Cucu Soemantri menyatakan anggotanya yang tewas ditikam di Kelurahan Tagaraja, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau Jumat (7/7) lalu. Ia ditikam usai melaksanakan salat jenazah warga sekitar.

“Bintara Babinsa Serda Musaini (55) meninggal dunia mengenaskan, usai melaksanakan tugas bantu masyarakat. Kejadiannya usai Salat Jumat lalu Salat Jenazah dan mengantarkannya ke pemakaman,” kata Pangdam yang langsung datang ke Pekanbaru, Sabtu (8/7).

Dia mengatakan ada cekcok ketika warga sedang dalam perjalanan ke pemakaman. Kala itu, di dalam perjalanan, ada sekelompok anak muda seperti geng motor berkecepatan tinggi datang dan mengangkat-angkat motornya. 

Menurut Pangdam, Babinsa menganggap hal ini mengganggu prosesi pemakaman. Lalu pada jarak 50 meter, pengendara motor itu juga menabrak salah satu rumah ustaz.

“Ini lalu ditegur rekan Babinsa Kopka Candra, ini lagi kedukaan kok mau menyerempet. Dia (pelaku penikaman) melawan, lalu didekati Serda Musaini dan bilang jangan melawan. Candra ini tentara juga. Kebetulan saat itu sedang pakai baju koko. Orang kedukaan malah menggangu,” kata Cucu. 

Pelaku yang terjatuh dari motor ini merasa tidak terima ditegur. Pangdam mengatakan kemungkinan pelaku sedang mabuk karena ia juga tidak Salat Jumat.

Selanjutnya usai prosesi pemakaman, terjadilah penusukan Serda Musaini oleh pelaku bernama Tamsir (22 tahun). Setelah itu, warga berdatangan memberikan pertolongan dengan membawa korban ke Rumah Sakit. Kopka Chandra juga sempat menghalangi warga agar tidak menghakimi pelaku.

“Sekali lagi kita prihatin anggota melaksanakan tugas masyarakat yang sedang kedukaan, dari salat jenazah sampai ke pemamakaman. Sia-sia saja semuanya karena ulah geng motor itu,” ujar Cucu.

Sumber : Republika.co.id


What do you think?

Written by virgo

Inilah Manfaat Musik Untuk Perkembangan Otak

Moeldoko dan Wayang Orang Sriwedari