Aku memang masih belum dewasa, umur yang berada tepat di masa tingkat sekolah lanjutan. Tapi aku tahu banyak tentangmu, tentang perjalanan kisah asmaramu. Aku adalah adik laki-lakimu yang selalu mendengarkan keluh kesahmu tentang ini itu. Aku tahu yang kamu rasakan walapun aku seorang laki-laki. Kadang kala aku merasa muak akan laki-laki yang selalu kau bangga-banggakan itu karena pada akhirnya airmatamu pun jatuh sampai saat ini.
Aku benar-benar tak rela, ingin rasanya aku pergi menemuinya dan menampar bahkan memukul orang yang sudah membuat wanita yang ku hormati ini menangis. Siapa ia yang berani membuat kakakku seperti ini?
Akan ku katakana padanya bahwa wanita inilah yang menjadi panutan dalam keluargaku, wanita inilah yang membuat kegigihanku terasa semakin kokoh, wanita inilah yang mengajariku banyak hal tentang kehidupan karena ia anak pertama dalam keluargaku. Dialah yang menjadi seseorang yang kukagumi dalam diam.
Lalu kau tiba-tiba membuatnya mengeluarkan air mata yang tak berguna. Pria macam mana yang tega sekali membuat kakakku menangis. Tak patut bila kakak perempuanku menangis karena pria ini. Karena apa yang kakakku banggakan selama ini membuatku tidak lagi percaya pada sosokmu.
Hai pria yang sempat datang beberapa kali ke rumah kami, aku sangat ingin membencimu. Tapi apalah daya, wanita kesayanganku sangat mencintaimu. Kau harus tahu, melihatnya menangis karenamu membuatku kesal dan ingin menghajarmu. Aku sangat menghargai kakakku. Ku pikir kau harus berbalik dan minta maaf kepadanya.
Bila kau tak mau minta maaf, maka pergilah jauh dan jangan lagi kembali agar ia tak lagi memikirkanmu setiap hari. Agar aku tak lagi melihat ia melelehkan air matanya karenamu. Agar ia selalu tersenyum lepas bersama keluarga. Agar ia bahagia, jangan lagi memperlihatkan wajahmu ke hadapanku. Karena ku ingat jelas senyum tak ikhlas dari wajahmu waktu itu. Aku masih belum bisa melupakan itu.
kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,