Sinabung dan Dukono Kembali Meraung
Aktivitas gunung berapi di Indonesia masih tinggi. Imbasnya, rute penerbangan jadi sangat rentan. Kemarin (20/5), satu bandara harus buka tutup akibat gangguan abu vulkanik yang dilontarkan. Yakni Bandara Gamarmalamo di Galela, Maluku Utara yang terpaksa ditutup.
Penutupan dilakukan sebagai dampak aktivitas vulkanik Gunung Dukono, Halmahera, Maluku Utara kemarin. Keputusan ini diambil usai dikeluarkannya Notam oleh Ditjen Perhubungan Udara No C4305/17. Bandara Gamarmalamo ditutup mulai Sabtu (20/5) pukul 14.46 WIT hingga Minggu (21/5) pukul 11.00 WIT.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengungkapkan, erupsi gunung berapi ini harus diwaspadai oleh para pelaku penerbangan nasional. Terutama, sebaran abu vulkanik yang disemburkan ke udara saat erupsi terjadi.
“Sebab debu-dubu vulkanik halus tersebut bisa tersedot ke dalam mesin pesawat dan menyebabkan mesin rusak atau terbakar,” ujarnya di Jakarta, kemarin (20/5).
Sebaran abu vulkanik ini juga sangat berisiko di sekitar bandar udara. Abu vulkanik pekat bisa mempengaruhi jarak pandang sehingga menjadi pendek dan terbatas. “Dua hal ini bisa menyebabkan keselamatan penerbangan terganggu,” katanya.
Karenanya, para pelaku operasional penerbangan harus berani menolak jika ada pihak-pihak yang memaksakan kehendak yang tidak sesuai dengan safety penerbangan. Tidak ada toleransi untuk kepentingan keselamatan dan keamanan penerbanga.
“Sebelum melakukan operasional penerbangan harus selalu meminta data dan pertimbangan dari BMKG setempat. Jangan memaksakan terbang jika keadaan tidak memungkinkan,” tegasnya.
Sedangkan bagi pesawat yang sudah terbang, Agus meminta pilot terus berkoordinasi dengan ATC. Sehingga bisa dibantu untuk dipandu ke jalur udara (airways/ ATS Route) yang aman dari sebaran abu vulkanik tersebut.
Di sisi lain, pelayanan terhadap penumpang juga pantang dikesampingkan. Pihak maskapai penerbangan dan pengelola bandara harus memberikan layanan pada penumpang sesuai dengan aturan yang berlaku. Penumpang wajib diberi informasi yang jelas terkait situasi yang terjadi.
Peringatan ini juga berlaku untuk penerbangan dari dan menuju Sumatera Utara. Kemarin, Gunung Sinabung kembali mengamuk dengan menyemburkan abu vulkanik hingga ketinggian 6.060 meter (19.998 feet).
Abu menyebar dari arah Timur menuju Tenggara dengan kecepatan 08-12 knots. BMKG Stasiun Meteorologi kelas I Kualanamu pun telah mengeluarkan peringatan Awas atas semburan Deleng Sinabung tersebut.
“Hingga saat ini, belum ada ATS Route yang terdampak. Termasuk dua bandara yang terdekat, yaitu Bandara Kualanamu yang jaraknya 37 Nautical Mille (NM) dan Bandara Alas Leuser yang berjarak 24 NM,” jelasnya.
Hingga Sabtu malam, intensitas erupsi Sinabung masih tinggi. Erupsi kembali terdeteksi pada pukul 18.26. Sinabung melontarkan kolom abu vulkanik hingga ketinggian 1.600 meter.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, erupsi sinabung telah terjadi empat kali sepanjang hari. Raungan pertama terjadi pukul 03.36. Disusul kemudian pada pukul 06.46 dan 09.47. Pada erupsi pukul 06.46, Sinabung mengamuk hebat dan membubungkan kolom vulkanik setinggi 4.000 meter.
“Potensi letusan susulan masih tinggi. PVMBG masih menetapkan status Awas,” katanya.
Merespons kondisi ini, masyarakat dan pengunjung dilarang keras melakukan aktivitas dalam radius 3 Km dari puncak dan dalam jarak 7 Km untuk sektor selatan-Tenggara, 6 Km untuk sektor Tenggara-Timur dan jarak 4 Km untuk sektor Utara-Timur dari Sinabung.
“Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai yang berhulu dari Sinabung juga diminta tetap waspada dari ancaman bahaya lahar,” tuturnya.
Di sisi lain, hingga kini tak ada jumlah pengungsi tambahan terkait letusan yang terjadi. Terkahir, jumlah pengungsi tercatat mencapai 7.214 jiwa di 8 pos pengungsian. “Namun, hanya sekitar 2.863 yang tinggal di pengungsian. Lainnya di lokasi lain seperti tempat saudara,” jelasnya.
Menurut Sutopo, Pemkab Karo telah mengalokasikan dana APBD sebesar Rp 1,5 miliar untuk penanganan pengungsi ini. Sementara, dari pemerintah sebesar Rp 27,8 miliar yang diambil dari dana siap pakai BNPB. Dana ini digunakan untuk merelokasi para pengungsi yang tinggal di lereng-lereng Sinabung ke tempat lebih aman. (*)
LOGIN untuk mengomentari.