in

Waspadai Penetrasi Ideologi Selain Pancasila ke ASN

Semua pihak terkait harus sinergis membantu upaya menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat.

BADUNG – Badan Pembi­naan Ideologi Pancasila (BPIP) mewaspadai penetrasi ideologi lain selain Pancasila ke apara­tur sipil negara (ASN) yang makin kuat seiring dengan globalisasi. Hal ini ditunjuk­kan adanya ASN yang mem-posting dukungannya kepada khilafah di media sosial pada Oktober 2019

“Kami terus mendorong upaya-upaya memperkuat pe­nanaman nilai-nilai Pancasila kepada ASN,” kata Deputi Pengkajian dan Materi BPIP, Adji Samekto pada rapat koor­dinasi dan sinkronisasi materi dan metode melalui dialektika pembinaan ideologi Pancasila untuk masa depan bangsa bagi ASN, di Kabupaten Badung, Bali, Senin (4/11).

Adji mengatakan beberapa tahun belakangan ini, isu me­nyeruaknya fenomena ASN yang terpapar ideologi selain Pancasila terungkap dengan ke­beranian mengunggah posting-an status di media sosial. Post­ing-an prokhilafah di media sosial oleh oknum ASN perten­gahan Oktober lalu mengisya­ratkan telah terjadi penetrasi pemahaman ideologi lain se­lain Pancasila di kalangan ASN.

Seperti diberitakan, Plt Menteri Kementerian Hukum dan HAM (saat itu), Tjahjo Kumolo mencopot jabatan ASN dari Kemenkumham Balikpapan yang mem-posting unggahan prokh­ilafah. Untuk mengatasi masalah ini, salah satu upayanya melalui ra­pat koordinasi bertema pe­nguatan ideologi Pancasila bagi ASN yang digelar kerja sama BPIP dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Ke­menterian Hukum dan HAM.

Pelayanan Publik

Adji menjelaskan tujuan dari rapat koordinasi tersebut, di an­taranya mengingatkan kembali pentingnya pengarusutamaan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksana ke­bijakan dan pe l a ya n p u b l i k di ling­kungan A S N . Pancasila tidak se­kadar dihadirkan tataran mikro, tetapi lebih dari itu Pancasila hadir dalam tatanan kenega­raan untuk mewujudkan ma­syarakat yang sejahtera.

Acara tersebut menghadir­kan Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah untuk mengisi pidato kunci dan serangkaian diskusi panel. Selain dihadiri para ASN Kemenkumham, BPIP, Pemprov Bali, juga diikuti oleh 664 UPT pemasyarakatan seluruh Indo­nesia melalui video telekon­feren.

Pada kesempatan yang sama Plt Kepala BPIP Hariyono me­ngatakan BPIP mendorong pendirian klinik Pancasila di seluruh lembaga pemasya­rakatan (Lapas) guna mem­bumikan Pancasila ke seluruh warga negara. Hal ini dilaku­kan karena hingga saat ini belum seluruh Lapas memiliki klinik Pan­casila, meski program Kemenkumham terse­but telah ada sebelum BPIP terbentuk.

“Jadi klinik Pancasila sudah didirikan oleh Kemenkumham, sebelum UKP PIP ada. Klinik Pancasila sudah ada, namun belum menjadi kebijakan di semua Lapas. Kami melihat kenapa di Lapas sudah ada ti­dak kami ajak bersinergi,” kata Hariyono.

Hariyono mengatakan klinik Pancasila merupakan tempat warga binaan dapat berkonsul­tasi tentang kewarganegaraan dan mewujudkan potensi-po­tensi positif yang ada sehingga siap menjadi warga negara yang baik berdasarkan Pan­casila. Tidak hanya diceramah­kan tetapi sudah dipraktikkan. Mereka ada yang dilatih men­gaktualisasikan potensi sen­inya dan lain-lain.

Selain itu, warga negara bi­naan tidak hanya memahami tentang ajaran agama, namun juga nilai-nilai kewargane­garaan yang baik. Hariyono telah melihat secara langsung 12 Lapas yang memiliki klinik Pancasila. eko/Ant/N-3

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kalau Terbuka, Rakyat Bisa Menilai

Marquez uji rem belakang model baru, Rossi kompetitif di Sepang