in

Wirausahawan Disabilitas Mesti Dioptimalkan

DENPASAR – BPJS Ketenagakerjaan menggandeng Tokopedia dan Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit/GIZ (sebuah lembaga internasional Jerman), untuk memberdayakan dan mengoptimalkan wirausaha penyandang disabilitas yang selama ini masih terkendala dalam penjualan produk. “Dengan strategi ini, dalam jangka pendek diharapkan dapat memberdayakan penyandang disabilitas dan jangka panjangnya meningkatkan kemandirian mereka secara ekonomi, sosial, dan budaya,” kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Bali Nusa Tenggara dan Papua, Kuswahyudi seusai pembukaan pelatihan di Denpasar, Provinsi Bali, Selasa (24/1).

Palatihan yang digelar di Yayasan Annika Linden Denpasar itu diikuti 50 penyandang disabilitas dari lima yayasan penyandang disabilitas di Bali. Mereka telah memiliki keahlian dalam mengembangkan produk sesuai keterampilan masing-masing. Mayoritas peserta adalah penyandang tunadaksa dan beberapa tunagrahita. Tokopedia sebagai salah satu e-commerce terbesar di Indonesia akan melatih pemanfaatan teknologi internet untuk pemasaran produk yang dihasilkan guna mendukung kemandirian para penyandang disabilitas dalam menghadapi ekonomi digital.

“Kami akan mengawal bagaimana meningkatkan transaksi. Jadi lebih ke arah pemasaran,” kata Public Relations Sublead Tokopedia, Antonia Adega. Pelatihan itu juga didukung GIZ melalui kegiatan peningkatan kapasitas serta penciptaan tenaga kerja dan lapangan pekerjaan yang kondusif bagi pekerja penyandang disabilitas. “Banyak perusahaan besar dan kecil menanyakan akses untuk orang dengan menyandang disabilitas, banyak perusahaan belum tahu. Padahal, penyandang disabilitas sudah banyak pengalaman dan motivasi,” kata Deputi Direktur Program Perlindungan Sosial GIZ, Frank Schneider.

Pekerja Asing

Dalam kesempatan tersebut, Kuswahyudi juga menyatakan bahwa BPJS Ketenagakerjaan akan menyasar pekerja asing di Provinsi Bali untuk terdaftar dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan. “Dari seribuan orang lebih tenaga kerja asing di Bali, hingga saat ini baru sekitar 300 orang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Kami akan kejar kepesertaan tenaga kerja asing karena potensinya tenaga kerja asing lebih dari seribu,” kata dia.

Sebagian dari mereka, kata Kuswahyudi, merupakan tenaga kerja yang bekerja di sektor pariwisata seperti perhotelan. Ia menambahkan tenaga kerja asing yang sudah bekerja di Indonesia selama minimal enam bulan maka mereka harus dijamin BPJS Ketenagakerjaan. “Untuk mencapai itu, kami akan lebih intensif untuk bekerja sama dengan Imigrasi dan Dinas Tenaga Kerja serta instansi terkait,” pungkasnya. Ant/E-3

What do you think?

Written by virgo

Aset Kemdikbud Siap Dikomersialisasikan

Jodoh Tanpa Pacaran, Mungkin Nggak sih?