Lebak (ANTARA News) – Objek wisata kawasan permukiman masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, selama dua hari terakhir ramai dikunjungi wisatawan liburan tahun baru 2017.
Kebanyakan wisatawan itu datang dari berbagai daerah di Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
“Kami datang ke sini sudah dua kali mengisi liburan tahun baru bersama anggota keluarga,” kata Tomi, seorang pengunjung warga Jakarta, Senin.
Selama ini, kawasan Baduy menjadikan objek wisata yang ada di Provinsi Banten dan cukup menarik untuk dikunjungi wisatawan.
Keunggulan wisata budaya Baduy dapat menjadikan pengetahuan tentang kehidupan masyarakat setempat.
Saat ini, kehidupan masyarakat Baduy masih mempertahankan budaya peninggalan nenek moyang juga menolak berbagai peralatan modern, seperti elektronika, penerangan listrik, dan kendaraan.
Disamping itu juga menolak pembangunan sarana infrastuktur jalan. Mereka masyarakat Baduy sangat damai juga mencintai alam juga kehidupan mereka cukup sederhana.
Karena itu, perumahan masyarakat Baduy dibangun sama menggunakan bilik bambu dan atap rumbia, sehingga tidak ditemukan rumah permanen dengan dilengkapi toilet.
Meskipun demikian, masyarakat Baduy juga tidak mengalami kesulitan ekonomi dan pangan, karena kehidupan mereka mengandalkan dari bercocoktanam ladang huma.
“Kami senang mengunjungi warga Baduy untuk dijadikan momentum tahun baru agar menanamkan kehidupan sederhana, tapi ketahanan pangan keluarga mencukupinya,” katanya.
Suhendro, seorang wisatawan warga Depok mengatakan dirinya kali pertama mengunjungi permukiman Baduy pada liburan tahun baru karena penasaran untuk melihat langsung kehidupan masyarakat Baduy.
Ia mengetahui masyarakat Baduy hanya dari media elektronika dan belum pernah mengunjunginya.
“Kami bangga melihat warga Baduy yang hingga kini menolak hidup modern, namun kehidupan mereka lebih sejahtera,” katanya.
Sekretaris Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Sarpin mengatakan diperkirakan liburan tahun baru jumlah pengunjung antara 400-500 orang.
Selama ini, objek wisata Baduy banyak dikunjungi wisatawan karena liburan sekolah dan pergantian tahun baru.
Mereka berkunjung kebanyakan karena keinginan tahu masyarakat tentang Baduy.
Sebagian besar wisawatan ke kawasan permukiman masyarakat Baduy untuk konservasi maupun pengetahuan budaya setempat.
“Semua warga Baduy dengan penduduk 10.110 KK menolak kehidupan modernisasi,” katanya.
Samin (45), warga Baduy Luar mengaku dirinya setiap hari kedatangan wisatawan yang ingin sekedar mengobrol tentang kehidupan masyarakat Baduy.
Para pengunjung tersebut mereka menginap di rumah-rumah penduduk untuk mengetahui kehidupan masyarakat Baduy.
“Kami sangat terbuka untuk menerima kunjungan wisatawan itu,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Hayat Syahida mengatakan pemerintah daerah terus membangun jalan menuju objek wisata budaya Baduy dari Rangkasbitung hingga Ciboleger atau pintu gerbang masuk kawasan Baduy.
Mereka para pengunjung ke kawasan permukiman Baduy tidak dibebani retribusi oleh pemerintah daerah.
“Kami memberikan kemudahan bagi wisatawan yang berkunjung ke Baduy dengan tidak memungut biaya,” katanya.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2017