Sejak dibuka untuk umum Juli lalu, selama tiga bulan berjalan objek wisata Eco Park Syariah Tan Kayo Malalo yang berada di Nagari Padanglaweh, Kecamatan Batipuh Selatan, Tanahdatar, menjadi salah satu objek wisata yang digemari pengunjung lokal hingga luar provinsi. Objek dengan konsep wisata alam ini menyajikan ramah lingkungan dan murah harga.
KAWASAN wisata seluas lebih kurang satu hektare tersebut, dibangun oleh H Krisna Sutan Kayo, sejak Januari lalu. Karena ingin mengabdi di kampung halaman setelah bergelut dengan kehidupan di perantauan di Ibukota Jakarta selama 40 tahun, akhirnya dia memutuskan untuk membangun kampung halaman.
Melihat potensi yang ada dengan keindahan alam yang menawan, serta potensi yang tinggi, Krisna memutuskan untuk membuat potensi itu lebih tergali. Setelah berembuk dengan para unsur yang ada nagari termasuk, pemuda, ninik mamak, bundo kanduong, serta pemerintahan nagari setempat dan mendapatkan dukungan penuh, akhirnya dibangunlah objek wisata yang kemudian diberi nama objek wisata Eco Park Syariah Tan Kayo Malalo.
Setelah membangun berbagai fasilitas yang bisa dinikmati pengunjung seperti kolam renang, cottage bagi keluarga, serta stan kuliner makanan, objek wisata itu mulai dibuka pada Juli lalu.
Sejak itu pula, kehidupan di sekitar lokasi mulai mngeliat terutama perekonomian masyarakatnya. Dengan ramainya antusias pengunjung yang datang dari berbagai daerah menjadikan kawasan itu hidup. Hal ini sangat disyukuri oleh Krisna.
Selain menyediakan berbagai fasilitas bagi pengunjung, di objek wisata syariah itu sangat ditekankan kepada pelayan dan petugas untuk selalu memberikan pelayanan prima kepada pengunjung, serta menjunjung tinggi keramah tamahan, serta kebersihan.
Dari lokasi, pengunjung dapat menikmati pemandangan indah Danau Singkarak yang memukau dari dekat. Serta dapat menikmati bersama keluarga kearifan lokal yang ada disana. Pengunjung tidak perlu cemas soal harga yang dapat menguras kantong.
Karena, selain bebas biaya parkir kendaraan, harga makanan di lokasi sangat merakyat. Pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp10 ribu untuk tiket masuk, kemudian bisa menikmati makanan dengan masakan yang sangat lezat dengan harga Rp20 ribu saja.
Jika ingin menginap, pengujung bisa memesan cottage yang ada dengan pelayanan seperti hotel mewah hanya dengan harga Rp 500 ribu satu malam. Pengunjung bahkan bisa mendapatkan tempat tidur tambahan jika anggota keluarga ramai.
Selain dengan kamar mandi yang kebersihan yang dijaga, pengunjung bisa menikmati mandi air panas di cottege yang saat ini berjumlah sembilan unit. “Jadi dalam pembangunan tahap awal ini ada beberapa fasilitas yang dibangun, insyaallah pembangunan tahap awal ini bisa kelar bulan ini,” ujar Krisna, Kamis (20/10).
Jika kondisi mengizinkan, dan memang dibutuhkan serta adanya permintaan dari warga, bukan tidak mungkin akan ada pengembangan. Namun, hal itu sesuai dengan kondisi. “Saat ini luas lahan lebih kurang satu hektar, bisa untuk menampung 30 bus, atau 40 mobil pribadi,” ujar kakek dari tujuh orang cucu tersebut.
Ayah dari tiga anak masing-masing Haviz Hilman ST, M.Si , Amelia Hilda S.Kom dan dr. Devina Angela itu menyebutkan, sejauh ini akhir pekan merupakan waktu yang sangat ramai pengunjung datang dan menginap.
“Pada umumnya dari luar daerah, karena warga sekitar bisa dikatakan sudah bosan ke sini, karena bisa ke sini setiap saat. Sejauh ini ada yang datang dari Padang, Bukittinggi, bahkan dari Pekanbaru,” ujarnya.
Suami dari Marsidah itu menuturkan, jika pengunjung tidak bakalan kecewa karena sapat menikmati keindahan alam yang sungguh menawan dari lokasi itu. “Hal itu juga yang menjadi semangat saya dari awal membangun kawasan ini, karena saya suka akan alam, dan disini memang pemandangannya benar-benar alami, jadi menjadi sebuah potensi yang bagus untuk dikelola,” ujarnya.
Selain karena potensi yang bagus, niat Krisna juga ingin membangun kampung halaman, dimana kedua orangtuanya merupakan warga asli setempat, serta mengajarkan kepada anak-anaknya agar lebih mencintai tanah kelahiran meski berada diperantauan.
Krisna yang pernah menggeluti bermacam macam pekerjaan seperti membuka rumah makan, advertising, digital perinting dan bisnis lainnya itu bersyukur, sejauh ini upayanya tidak hanya sekadar bisnis saja. Akan tetapi mampu membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat serta menghidupkan sosial ekonomi warga yang terus tumbuh karena ramainya pengunjung.
“Untuk saat ini sudah ada lebih kurang hampir 50 warga kita yang bertugas disini, kepada mereka selalu kita tekankan agar selalu memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung. Jika petugas ada yang diluar koridor pun akan kita berikan tindakan, karena kita memang fokus berikan pelayanan yang prima,” tuturnya.
Makanan yang disediakan juga diutamakan rasa yang menggugah selera, karena kesan bagi pengunjung itu sangat penting. Selain menyajikan pemandangan dan pelayanan yang baik dan bagus, lokasi juga dapat ditempuh dengan mudah.
Jika dari Batusangkar lokasi dapat dicapai lebih kurang 30 menit, sedangkan dari Kota Padangpanjang, bisa ditempuh dalam 20 menit saja. (***)