Pesan Khutbah Arafah untuk Jamaah Indonesia
Siang ini waktu Arab Saudi seluruh jamaah haji mulai menjalankan ibadah wukuf di Padang Arafah. Seperti biasanya jamaah Indonesia akan mendapatkan pesan khutbah Arafah oleh rombongan Amirulhaj. Rencananya mantan dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil bertindak sebagai khatib.
Jamil mengatakan, tema khutbah yang dia bawakan berjudul ”Nilai-nilai Kemanusiaan Ibadah Haji untuk Meningkatkan Kualitas Keagamaan, serta Tanggung Jawab Sosial”. Mantan rektor UIN Walisongo Semarang itu bakal menyampaikan ke 221 ribu jamaah Indonesia, bahwa dalam ibadah Wukuf di Padang Arafah, hendaknya tidak sekadar berdiam.
”Tetapi sebaiknya jamaah merenungi makna dan isyarat ajaran kemanusiaan dalam pelaksanaan ibadah haji,” jelasnya. Kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sepulang dari Arab Saudi. Dia menjelaskan ketika mengenakan ihram dan diikat dengan sejumlah larangan, itu ada makna tersendiri. Yakni dalam hidup ada masanya untuk berubah menjadi lebih baik.
Kemudian larangan tidak menggunakan wewangian selama ihram, mengisaratkan supaya umat Islam tidak terikat pada hal-hal ornamental. ”Bahkan terkadang untuk mengejar hal-hal ornamental itu, umat Islam sampai lupa diri,” jelasnya.
Lalu larangan membunuh, bahkan mematahkan tumbuhan saat ihram, menandakan supaya menjadi pribadi yang menjaga ekologi dan ekosistem. Supaya dapat hidup bersama alam dengan simbang dan harmonis.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI sekaligus rombongan Amirulhaj Asrorun Niam Sholeh menjelaskan soal ibadah tarwiyah. Ibadah tarwiyah adalah pergerakan jamaah dari Mekkah menuju Mina pada 8 Dzulhijah (30/8). Asrorun mengatakan kebijakan resmi pemerintah Indonesia, jelang wukuf jamaah haji dimobilisasi dari Mekkah langsung ke Arafah. Tidak mampir untuk bermalam di Mina dahulu.
Asrorun menjelaskan tidak semua jamaah Indonesia langsung ke Arafah. Catatan dari panitia haji ada 16 ribu jamaah yang memilih mengikuti ibadah tarwiyah atau singgah di Mina dahulu. Dia menegaskan bahwa tarwiyah adalah sunah. Sementara wukuf adalah rukun haji. Jangan sampai karena mengejar tarwiyah, jamaah haji tidak bisa ikut wukuf. ”Alasan pemerintah tidak tarwiyah untuk memudahkan menggerakkan jamaah dari Mekkah ke Arafah,” katanya.
Pengamat haji Dadi Darmadi menuturkan, setiap tahun tentu ada saja jamaah yang ingin mengikuti tarwiyah. ”Ibadah sunah sekecil apapun, kalau sudah di Arab Saudi itu ingin dilakukan oleh jamaah,” tuturnya. Dia berharap kalaupun pemerintah tidak menerapkan tarwiyah, sebaiknya dijelaskan sejak manasik di tanah air. Sehingga tidak ada rasa kecewa dari jamaah haji.
Menurut Dadi di lapangan banyak jamaah yang lebih menuruti petunjuk dari pembimbing KBIH ketimbang arahan dari pemerintah. Sehingga jika ada pembimbing KBIH yang menyarankan ikut tarwiyah, jamaah rombongannya akan ikut semuanya.
Dia berharap, jamaah juga memaklumi pemerintah Indonesia. Keputusan tidak melayani tarwiyah diambil bukan tanpa pertimbangan. Dadi mengatakan jika 221 ribu jamaah mengambil rute Mekkah lalu bermalam ke Mina dahulu, bisa kewalahan saat mengejar waktu wukuf. ”Kalau dalam waktu normal dari Mekkah ke Arafah bisa 15 menit. Tetapi saat puncak haji bisa delapan jam. Jadi riskan jika seluruh jamaah harus ke Mina (tarwiyah, red) dahulu,” paparnya.
Bergerak ke Arafah
Di sisi lain, kemarin pagi (30/8), jamaah calon haji (JCH) Indonesia mulai diberangkatkan secara bertahap menuju Arafah. JCH terlihat berkumpul di lobi-lobi hotel guna menunggu kedatangan bus yang akan mengantar mereka ke Arafah. Pemberangkatan ke Arafah, dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: pagi (08.00–12.00), siang (12.00–16.00), dan petang (16.00–20.00).
Ngatiyem, jamaah asal Semarang yang tergabung dalam kloter 67 Embarkasi Solo (SOC 67) termasuk yang mendapat jadwal berangkat pukul 08.00. ”Petugas meminta kami kumpul di lobi jam 07.00, karena bus berangkat jam 08.00. Biar tidak lama-lama menunggu di bawah,” kata Ngatiyem diamini temannya Sunarni saat menunggu di lobi Hotel Aluluah nomor 503 sektor 5.
Sementara itu sejumlah petugas kesehatan terus mengecek kondisi para jamaah sembari mengingatkan agar para jamaah sering minum air, memakai masker dan kacamata. ”Jangan lupa menggunakan pelindung kepala karena udara di siang hari panas,” kata Indah Setyawati, petugas kesehatan Kloter SOC 67 mengingatkan.
Pada bagian lain, Kepala Daker Madinah Amin Handoyo seusai mengecek kondisi di Mina pada Selasa (29/8) malam, mengatakan listrik telah menyala dan AC berfungsi cukup baik. (*)
LOGIN untuk mengomentari.