in

Berangkat Haji Dari Menabung Sebagai Bilal Mayit

majitAminah baru saja usai melaksanakan pemeriksaan kesehatan keberangkatan kelompok terbang (Kloter) 09 asal Kab. Langkat, di Asrama Haji Medan Sabtu (5/8) ( Repro/ WSP/Rahmat Utomo/C )

Langkah Aminah, tampak gontai. Sedikit demi sedikit kaki wanita 77 tahun itu melangkah lambat, sambil memegangi sisi kursi yang berjajar di tenda kesehatan, untuk mencari tempat duduknya. Dia baru saja usai melaksanakan pemeriksaan kesehatan pada proses keberangkatan kelompok terbang (Kloter) 0 9 asal Kab. Langkat, Sabtu (5/8), di Asrama Haji Medan.
Aminah, duduk sendiri, diantara puluhan jamaah lainnya. Mulutnya terus berzikir pelan, sebagai bagian bentuk syukurnya, karena sudah diberikan kesempatan berhaji. “Sampai saat ini saya masih tak menyangka bisa berangkat haji dari hasil menabung sebagai bilal mayit di Perkebunan Kuala Gumit ( Kab. Langkat),”gumamnya.

Selama lebih dari 15 tahun jadi bilal mayit, Aminah, selalu menyisihkan uang dari pemberian keluarga yang meninggal,untuk tabungan haji. Seberapa yang didapatnya, segitu yang ditabungnya. Sedangkan untuk biaya kehidupan sehari-hari,dia memperolehnya dan anaknya.

“Penghasilan tidak tentu. Keluarga yang meninggal memberinya seiklas hati saja. Kadang Rp 50.000, kadang pula Rp 30.000. Uang itulah yang saya kumpulin untuk berangkat haji, salama15 tahun lebih,”ujar perempuan tujuh anak ini.

Untuk menambah ongkos hajinya, diam-diam Aminah,juga sering mengumpulkan uang pemberian ke tujuh anaknya untuk ditabung .”Terkadang kalau anak-anak, ngasih di har iraya, saya juga tabungkan,’’ujarnya.

Dari niat berhaji ini pula,Aminah, semakin semangat menjalankan hidup. Dia menemukan nikmat syukur yang diberikan Allah kepadanya .“Kalau saja waktu itu saya tidak punya niat untuk haji, mungkin saya tidak akan berangkat seperti sekarang ini,”ujarnya menahan haru.

Rezeki Aminah, juga dilancarkan Allah, sehingga biaya hajinya bisa terkumpul pada 2016, walaupun ada sedikit tambahan dari anaknya, dari Rp 20 juta lebih uang yang sudah dia kumpulkan selama menjadi bilal mayit.“ Atas Izin Allah pula rencana keberangkatan haji saya, yang semestinya 2019 dipercepat menjadi tahun 2017, karena adanya penambahan kuota haji,”katanya.

Saat ini Aminah, tidak menjadi bilal mayit lagi. Waktunya banyak dihabiskan dengan beribadah dan bermain bersama cucunya. Niat haji yang menjadi mimpi yang hamper mustahil dirasakanya, sekarang berada di depan mata. “Karena begitu sampai disana saya akan memohon doa agar diberikan Allah kesehatan yang panjang, agar selalu diberikan nikmat syukur, agar terus beribadah kepadanya,”ucapnya.

Keberhasilan Aminah, pergi berhaji membuktikan bahwa siapa saja bisa menjadi tamu Allah di Makkah. Allah akan memudahkan setiap langkah apapun itu, asalkan dibarengin niat tulus dan ikhtiar. Seperti apa yang dirasaka Aminah, bukan saja diperingan langkahnya, juga ketagihan menerima nikmat syukur yang diberikan Allah (WSP/Rahmat Utomo/F).

What do you think?

Written by virgo

Presiden Jokowi Tandatangani Perpres Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai

Salawat Badar Sambut Calhaj Kloter 1 Asal Medan Di Makkah