in

Panglima TNI Janji Netral di Tahun Politik

Hadi Marsekal Kedua yang Pimpin TNI

Sebelas tahun silam, untuk kali pertama seorang marsekal dipercaya menjadi pemimpin tertinggi TNI. Dia adalah Marsekal Djoko Suyanto. Terhitung kemarin (8/12), untuk kedua kalinya TNI memiliki panglima yang berlatar belakang seorang marsekal. Dia adalah Marsekal Hadi Tjahjanto yang kemarin dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Pelantikan Hadi langsung dilakukan sehari setelah Paripurna DPR menyatakan setuju atas pencalonan arek Malang itu. Dia dilantik dengan dasar Keppres Nomor 83/TNI Tahun 2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI. Namun, jadwal resmi pelantikan Hadi baru diumumkan pukul 14.00 kemarin. Pada jam itu pula undangan pelantikan disebar. Pelantikan sendiri berlangsung pukul 17.00, dan dihadiri sejumlah pejabat.

Sejumlah menteri seperti Menkopolhukam Wiranto, Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menlu Retno Marsudi, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkeu Sri Mulyani. Dari Mabes TNI, tampak Jenderal Gatot Nurmantyo, KSAD Jenderal Mulyono, dan KSAL Laksamana Ade Supandi. ”Saya sekarang Pati (Perwira Tinggi) Mabes TNI,” ujar Gatot usai pelantikan Hadi.

Hadi yang kemarin mengenakan pakaian kebesaran TNI AU berwarna biru tampak tidak terlalu terbebani dengan tanggung jawab barunya. Seperti biasa, dia menyunggingkan senyum khasnya yang berhias kumis tebal saat ditemui wartawan usai pelantikan. ”Saya berterima kasih kepada senior saya, Jenderal Gatot Nurmantyo yang telah membimbing saya untuk bisa sampai ke pucuk pimpinan,” ujar Hadi.

Yang jelas, tutur Hadi, dia akan melanjutkan program-program yang sudah ada di era Gatot. Salah satunya, mengambil peran dalam program pembangunan nasional. Sudah ada program pembangunan di sejumlah wilayah terutama pulau-pulau terluar yang akan melibatkan TNI. ”Program prioritas pembangunan di Natuna, Tarakan, Morotai, Biak, Merauke dan Selaru. Itu akan kami lanjutkan,” lanjut alumnus AAU 1986 itu.

Sementara, untuk pembaruan alutsista, Hadi menyatakan, TNI sudah punya pedoman, yakni Minimum Essential Force (MEF). Saat ini, MEF sudah masuk pada rencana strategis tahap kedua periode 2014-2019. ”Kita menunggu saja apa yang harus segera dipenuhi,” tutur Hadi.

Beberapa alutsista yang saat ini sedang ditunggu adalah pesawat tempur dan transpor, radar hingga kapal selam. Pada renstra kedua, target pemenuhan MEF adalah 30 persen. Maka, pada akhir 2019 harus bisa dicapai sehingga secara total MEF bisa mencapai 60 persen. Sementara, 40 persen sisanya akan dituntaskan pada renstra ketiga yang berakhir pada 2024.

Disinggung soal hajatan politik yang akan dihadapi dalam dua tahun ke depan, Hadi menyatakan, hanya akan berfokus pada keamanan. TNI akan mem back up Polri secara penuh untuk memastikan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 berjalan tanpa gangguan. ”Kami akan netral terhadap jalannya pemilihan. Netralitas di atas segala-galanya,” janjinya.

Sementara itu, Gatot enggan berbicara lebih jauh mengenai pekerjaan rumah yang dia tinggalkan untuk Hadi. Dia beralasaan, Hadi sudah resmi menjadi atasannya. ”Tidak etis saya memberikan nasihat kepada pak Hadi,” tuturnya.

Gatot menuturkan, seluruh program di TNI dibuat bersama-sama oleh kepala staf angkatan bersama mabes TNI. Ada program tahunan, ada pula program lima tahunan. Setiap saat dilakukan koordinasi antarpimpinan, sehingga masing-masing sudah mengerti apa yang harus dikerjakan. ”Markasnya tinggal jalan kaki saja, jadi tidak masalah,” tambahnya. 

Gatot Pamit 

Sebelumnya, senyum lepas tampak dari wajah mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo saat mengunjungi Komando Armada kawasan Timur (Koarmatim). Kunjungan itu dilakukannya kemarin (8/12) siang atau sesaat sebelum serahterima jabatan di Istana Negara. Gatot yang statusnya itu masih sebagai Panglima TNI menyampaikan beberapa pesan kepada ribuan prajurit yang ditemuinya. Salah satunya, menjaga kekompakan TNI dan Polri. 

Setibanya di Koarmatim, Gatot disambut jajaran petinggi TNI-AL. Antara lain Panglima Armatim Laksamana Pertama TNI Didik Setiyono, Komandan Lantamal V Laksamana TNI Edi Sucipto, dan banyak perwira tinggi lainnya, baik dari TNI-AL maupun TNI-AD. Selesai acara penyambutan, Gatot bersama petinggi TNI-AL berjalan menuju ke Indoor Sport Koarmatim.

Di lokasi tersebut, lebih dari 2 ribu prajurit sudah menunggu. Mereka terlihat antusias saat Gatot masuk ke lapangan tersebut. Gatot menyampaikan salah satu kunci kokohnya negara kesatuan Republik Indonesia. Yakni, kompaknya TNI dan Polri. ”Saya ingin kekompakan itu terus dijaga, jaga kerja sama di mana pun kalian bertugas,” katanya. 

Dia juga menyampaikan rasa hormat dan bangga bisa bertemu dengan prajurit Koarmatim. Pertemuan itu merupakan yang terakhir bagi Gatot saat menjabat Panglima TNI. Sebab, kemarin sore jabatan tertinggi di lingkungan militer itu telah diserahterimakan. Sedangkan upacara serahterima jabatan dilaksanakan hari ini. 

Alumni Akademi Militer 1982 itu tidak ingin ada kekosongan akibat pergantian panglima. Dia berharap, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto segera menggelar apil di depan prajurit. 

Dia juga mengatakan TNI merupakan politik negara. Tepatnya politik yang diabdikan untuk menegakkan negara kesatuan Republik Indonesia. Ketaatan hukum dan kepentingan rakyat di atas segalahnya. ”Prajurit TNI mengemban amanah untuk melaksanakan tugas tersebut,” katanya. 

Di akhir sambutannya, Gatot menyampaikan kata-kata pamitan di depan ribuan prajurit tersebut. Dia bangga dan merasa terhormat menjadi pimpinan tertinggi militer. Banyak kenangan telah dia lewati. ”Semua itu akan saya simpan di hati sanubari dan detak jantung saya, sampai kapan pun kenangan itu akan terus hidup dalam jiwa saya,” ucapnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Gempa Meningkat, Sumbar Tetap Waspada

Upiak Isil, Penyanyi ”Tak Tun Tuang”