in

Wakil Ketua DPR RI Minta Indonesia Lebih Keras Bersikap

JAKARTA (Berita) Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta Indonesia harus lebih keras bersikap dan bukan hanya menyesal-menyesal saja. Sikap Indonesia terhadap perdamaian ini harus lebih keras sesuai dengan pesan-pesan para pendiri bangsa terutama posisi kemerdekaan Palestina.

“Jangan biarkan kita terus melihat Israel melakukan pencaplokan-pencaplokan tanah milik rakyat Palestina, ini merupakan kejahatan yang mengabaikan semua resolusi-resolusi yang pernah ada termasuk PBB, Indonesia harus lebih keras berdiri melawannya,” tegasnya.

Fahri Hamzah pun menilai bahwa Presiden Donald Trump tidak membaca sejarah dan sibuk untuk keluar dari masalahanya sendiri.

“Menurut saya, Donald Trump sebentar lagi akan dijatuhkan oleh Senat dan Kongres karena penyelidikan tentang keterlibatan Rusia dalam memenangkan dia dalam pemilihan Presiden makin lama makin kelihatan, mungkin dia mau mengalihkan isu dalam negerinya, tapi akibatnya dia mengorbankan apa yang sudah menjadi percakapan dunia selama ini tentang perdamaian dunia, dimana Yerusalem adalah bagian dari negara Palestina,” kata Fahri Hamzah di sela-sela pembukaan Seminar Filantropi , Kamis (7/12), menanggapi Pidato Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengumumkan secara resmi pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem dan mengakuinya sebagai Ibukota Israel.

“Presiden Trump mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota negara itu hal yang ngawur, tanpa melihat percakapan dunia tentang perdamaian dan kemerdekaan Palestina,” ujar Fahri.

Menurut Fahri di semua perjanjian yang pernah ada, dalam 70 tahun ini posisi Yerusalem tidak pernah bisa menjadi bagian dari Israel. Yerusalem jauh lebih dekat menjadi bagian dari Palestina dan sejarahnya begitu dan seharusnya juga begitu.

Fahri menilai kebijakan Trump ini agak mencemaskan, namun dunia jangan bereaksi terlalu ekstrim karena ini salah satu bentuk provokasi dunia untuk menciptakan kekacauan sehingga kita melupakan masalah inti dari persoalannya yaitu merancang kemerdekaan Palestina.

“Trump dan Netanyahu punya motif jahat terhadap keadilan dan terhadap perdamaian, maka kita jangan terprovokasi karena mereka tidak akan lama dan akan segera berakhir,” tegas Fahri. (aya/parle)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Peremajaan Kelapa Sawit Afdiling III Terkesan Dipaksakan

Presiden Jokowi Terkejut, Jengkel, dan Dongkol Dengan Sikap AS Yang Akui Yerusalem