Program unggulan Kabupaten Limapuluh Kota menuju 20.000 hektare lahan jagung, terkendala ketersediaan bibit. Banyak petani di daerah ini siap bertanam jagung. Namun, bibit jagung yang mereka butuhkan, justru semakin sulit didapatkan.
“Kami sadang basumangaik baporak jaguang. Tapi tampang jaguang tuh bona nan basorik kini (Kami sedang bersemangat berkebun jagung. Tapi, bibit jagung kini sulit didapat),” kata Iman, 56, petani di Kecamatan Harau, pekan lalu.
Kesulitan petani dalam mendapatkan bibit jagung juga didengar Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Limapuluh Kota. Fraksi yang terdiri dari H Yos Sariadi, Ustad Zukron, Beni Murdani, dan Bisron Hadi ini, meminta pemerintah daerah memastikan ketersediaan stok bibit, untuk memuluskan program daerah menuju 20.000 hektare lahan jagung.
“Terkait program unggulan Kabupaten daerah menuju 20.000 hektare lahan jagung, kami menyampaikan perlunya kesiapan stok bibit jagung yang cukup dan berkualitas dari pemerintah daerah. Karena masih banyak dijumpai keluhan kelompok–kelompok tani, bahwa bibit jagung tidak ada ketika mereka siap untuk menanam,” demikian permintaan Fraksi PKS DPRD Limapuluh Kota kepada pemerintah daerah.
Permintaan ini langsung ditanggapi Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Datuak Bandaro Rajo. Saat datang ke gedung DPRD beberapa hari lalu, Safaruddin yang akrab disapa Datuak Safar menyebutkan, pemda melalui dinas terkait, sudah melakukan beberapa pendekatan. Agar stok bibit jagung untuk varietas yang diminati masyarakat, dapat dipenuhi pemerintah daerah.
“Saat ini telah dilakukan melalui beberapa pendekatan. Yakni menghubungi produsen di Malang. Dan (produsen ini-red) menyatakan, ketersedian benih (jagung) akan aman di November 2022,” kata Datuak Safar.
Selain menghubungi produsen benih jagung, pemerintah daerah menurut Datuak Safar juga menyiapkan varietas pengganti.
“Selanjutnya upaya lainnya (yang dilakukan pemda-red) adalah menyiapkan varietas pengganti. Yang banyak diminati masyarakat. Yang saat ini dalam uji coba,” ujar Datuak Safar.
Sekadar diketahui, jagung memang menjadi komoditi pertanian yang sangat dibutuhkan di Kabupaten Limapuluh Kota. Terutama sekali oleh para peternak ayam petelur di daerah ini yang jumlah produksi telurnya terbanyak di Sumatera Barat.
“Kebutuhan jagung kering untuk pakan ayam di Payakumbuh dan Limapuluh Kota, sangat tinggi. Mencapai ratusan ton setiap harinya,” kata tokoh peternak ayam di Luak Limapuluh Kota, Haji Khazanatul Israr Dt Gindo Pangulu Nan Babudi dan Haji Akmal, dalam diskusi dengan Padang Ekspres, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Limapuluh Kota, produksi telur ayam di kabupaten ini pada tahun 2020 mencapai 59.741.706 butir. Sedangkan berdasarkan data BPS Sumatera Barat, populasi ayam petelur di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2019 adalah 7.474.471 ekor. Sedangkan populasi ayam pedaging mencapai 16.468.528 ekor.
Baik ayam petelur, ayam pedaging, ayam kampung, maupun itik/itik manila di Limapuluh Kota, semuanya membutuhkan jagung kering sebagai bahan pakan. Sementara, produksi jagung ini di Kabupaten Limapuluh Kota masih sangat terbatas. Ini terbukti dengan data yang dirilis BPS Sumatera Barat.
Berdasarkan data BPS Sumatera Barat, tahun 2021 lalu, luas panen jagung di Kabupaten Limapuluh Kota adalah 5.865,80 hektare, dengan jumlah produksi baru 42.636,05 ton. Karena itu pula, sejak tahun 2015 sampai sekarang, peternak ayam di daerah ini, getol mendorong pemda menggencarkan budidaya jagung. (frv)