Dewan Keamanan PBB adalah sebuah lembaga yang memiliki kekuatan besar dalam menjaga keamanan dan perdamaian di dunia. Kelompok ini terdiri dari 15 anggota dengan 5 anggota tetap dan 10 anggota tidak tetap yang bisa berganti setiap setahun sekali. Anggota-anggota ini akan membahas isu-isu penting terkait perdamaian dan perang yang ada di dunia.
Menjadi salah satu anggota Dewan Keamanan PBB adalah sebuah prestasi yang luar biasa. Artinya perjuangan yang dilakukan selama di PBB tidak sia-sia. Indonesia adalah salah satunya. Negeri yang kita cintai ini sudah kerap menunjukkan prestasinya di kancah pasukan penjaga perdamaian. Bahkan, pasukan Indonesia dikenal sangat hebat dan selalu membuat banyak warga menyukainya.
Ngomong-ngomong, masih tentang Indonesia dan Dewan Keamanan PBB, ini loh alasan kenapa Indonesia sudah pantas jadi Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB.
Kerap Mengirim Kontingen Pasukan Perdamaian
lensaterkini.web.id – Tidak bisa dimungkiri lagi kalau Kontingan Garuda selalu dikirim ke mana saja konflik terjadi. Bahkan sejak tahun 1957, Indonesia sudah mengirim setidaknya 35 ribu pasukan perdamaian dunia. Pasukan ini ditempatkan di kawasan konflik seperti di Afrika dan juga Timur Tengah hingga sekarang.
Para tentara ini diberi tugas untuk membantu rakyat sipil. Mereka juga berusaha menjaga keamanan di kawasan konflik agar tidak terjadi yang namanya konflik berkepanjangan. Dari dahulu hingga sekarang, total pasukan yang dikirimkan Indonesia jauh lebih banyak dari pasukan yang dikirimkan negara lain meski mereka adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Sering Jadi Anggota Tidak Tetap
Selain masalah prestasi yang tidak ada habisnya bahkan terus bertambah, Indonesia juga sudah sering menjadi anggota tidak tetap. Setidaknya sudah tiga kali Indonesia ikut ambil bagian dalam sistem pengambilan keputusan Dewan Keamanan PBB. Pada era Presiden Soeharto, Indonesia pernah jadi anggota tidak tetap pada periode 1973-1974 dan 1995-1996. Pada era Presiden SBY Indonesia menjabat pada tahun 2007-2008.
Dengan pengalaman menjadi anggota tidak tetap, negara kita sedikit banyak sudah tahu seperti apa sistem kerjanya. Untuk masalah loyalitas Indonesia dalam hal mengirim pasukan perdamaian juga tidak bisa diragukan lagi. Jadi sudah tidak alasan untuk tidak mempertimbangkan negara kita ini menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Negara Demokrasi yang Terus Berkembang
lensaterkini.web.id – Indonesia adalah salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Di Regional Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang cukup memberikan pengaruh besar baik dari segi ekonomi dan juga militer. Sebagai negara demokrasi, Indonesia sudah terbiasa dengan sistem yang memihak pada rakyat. Jika menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Indonesia bisa berbuat banyak dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan di seluruh dunia.
Selain masalah demokrasi, Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan jumlah tentara aktif terbanyak di dunia. Selain itu, cadangan yang bisa digunakan untuk berperang juga tidak sedikit. Dengan keadaan ini, Indonesia akan lebih mudah mengirimkan pasukan untuk misi perdamaian di seluruh dunia.
Negara yang Netral dan Tidak Memihak
Jika kita melihat anggota tetap Dewan Keamanan PBB, maka kita bisa melihat adanya sebuah keironian. Negara yang bergabung menjadi anggota tetap adalah Amerika, Inggris, Prancis, Rusia, dam Tiongkok. Jika dilihat sekilas negara ini terbagi menjadi dua kubu. Pertama kubu Tiongkok dan Rusia lalu Amerika dan juga sekutunya yang sama-sama ada pada NATO.
Dalam pengambilan keputusan negara-negara di atas bakalan susah netral. Pertama kedua kelompok negara selalu terlibat perang proksi yang mengerikan. Semuanya memiliki sentimen negatif yang akan memengaruhi keputusan. Kalau Indonesia masuk dalam anggota tetap, maka kepentingan-kepentigan yang memihak negara tertentu bisa dinetralkan atau paling tidak ditekan agar tidak terjadi.
Inilah beberapa alasan yang mendasari mengapa Indonesia pantas menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Barangkali yang membuat negara kita masih di sini-sini saja adalah masalah persenjataan yang masih minim dan juga kemampuan negara dalam membuat senjatanya sendiri.