Tahun 2015 lalu, Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia bersama Forum Tempe Indonesia sepakat untuk mendaftarkan tempe sebagai warisan budaya non benda ke UNESCO. Sayang, hingga saat ini belum ada kabar lanjutan dari pemerintah mengenai ini. Katanya sih, pihak UNESCO sendiri kebanjiran pendaftaran calon warisan budaya benda dan non benda dari seluruh dunia sehingga pendaftaran tempe akan memakan waktu yang sangat lama.
Baru-baru ini media mencoba mengangkat kembali pamor tempe sebagai makanan tradisional Indonesia. Upaya ini tentunya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan budaya kita sendiri dan menyuarakan pentingnya pengakuan UNESCO atas tempe. Ada beberapa alasan mengapa tempe perlu banget diakui sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia.
1. 100% Indonesia
lensaterkini.web.id – Berbeda dengan sahabatnya, si tahu yang berasal dari Tiongkok, tempe 100% berasal dari Indonesia. Lebih tepatnya tempe berasal dari Jawa bagian tengah. Ini diungkapkan di dalam Serat Centhini, sebuah kumpulan syair yang didasarkan pada perjalanan anak-anak Sunan Kalijaga menjelajahi Pulau Jawa.
Tidak ada yang tahu pasti kapan tempe pertama kali dibuat. Satu hal yang pasti, makanan dari kedelai itu telah banyak dikenal sebelum Serat Centhini ditulis pada abad ke-18. Dalam karya sastra tersebut, terdapat kalimat jae santen tempe yang berarti sejenis makanan tempe bersantan serta kadhele tempe srundengan.
2. Bermanfaat bagi Banyak Orang
Harga tempe yang murah tidak membuat tempe menjadi makanan sampah. Gizi yang terkandung di dalamnya sangat tinggi, bahkan melampaui gizi dalam telur. Tempe bisa memperbaiki gizi mereka yang mengalami busung lapar dengan cepat.
Selain bergizi, tempe juga menopang perekonomian ratusan ribu keluarga di Indonesia. Bayangkan, tanpa tempe akan banyak orang kehilangan pekerjaan. Mulai dari petani kedelai, produsen tempe, pedagang tempe, penjual tempe penyet dan olahan tempe lainnya.
3. Unik
lensaterkini.web.id – Tidak akan ada makanan yang bisa menyamai tempe. Mulai dari rasanya yang unik, semacam gurih dan asam hingga pembuatannya yang harus melalui berbagai tahapan.
Selain itu, pengolahan tempe menjadi berbagai makanan seperti keripik, tumis, mendoan menambah daya tarik tempe. Keunikan ini yang membuat tempe tidak tergantikan dan akan selalu menjadi makanan dengan identitas tersendiri.
4. Citra Tempe yang Semakin Baik di Masyarakat
Apalah gunanya memiliki budaya jika masyarakat tidak bangga dengannya. Tempe sempat direndahkan dan diasosiasikan dengan makanan kalangan bawah. Tapi saat ini tempe adalah bagian dari budaya Indonesia yang dicintai. Banyak orang yang bangga makan tempe.
Citranya yang murahan dan kotor pun mulai memudar. Produsen tempe kini mengutamakan kebersihan dan kualitas dari tempe. Konsumen pun tidak ragu-ragu lagi untuk mengonsumsi dan menyajikannya di berbagai acara.
5. Mulai Mengglobal
lensaterkini.web.id – Kini tempe bukan hanya bisa ditemui di Indonesia, melainkan seluruh dunia. Penikmatnya pun bukan hanya imigran asal Indonesia, tetapi penduduk dunia lainnya. Di luar negeri, tempe diolah menjadi semacam kare, dipanggang, digoreng dengan menggunakan tepung dan dicocol ke saus, dijadikan topping sushi, dan lain-lain. Para vegetarian mulai memilih tempe sebagai sumber protein pengganti daging.
Mengglobalnya tempe memiliki sisi positif dan negatif. Positifnya, banyak orang yang mengenal Indonesia melalui makanan tradisionalnya. Sementara sisi negatifnya adalah bisa saja ada negara yang mengklaim tempe sebagai budaya mereka. Karena itu Indonesia sangat membutuhkan pengakuan UNESCO mengenai tempe segera sebelum ada yang menyerobot.
Nah, itulah alasan kenapa tempe perlu diakui dunia sebagai salah satu warisan budaya Indonesia. Saat ini tengah berlangsung petisi dukungan supaya tempe terdaftar di UNESCO. Tentunya kita tidak boleh hanya berpangku tangan menunggu keputusan dari UNESCO yang tanpa kepastian. Dengan kekuatan media sosial, kita bisa mengkampanyekan ke seluruh dunia bahwa Indonesia adalah negara asal tempe.