Temu alumni menjadi Tren almamater berbagai sekolah, mulai tingkat SLTP hingga perguruan tinggi. Baik di Rantau maupun di Ranah Minang. Semakin lanjut usia dan semakin lama berpisah biasanya tingkat keinginan bertemu atau reuni semakin tinggi pula. Jarak tak menjadi pemisah, uang terkadang tak menjadi masalah. Semangat kebersamaan biasanya bisa menyelesaikan berbagai masalah.
Alumni SMP Panyalaian yang dulunya berinduk ke SMP 2 Padangpanjang melakukan cara unik dalam temu alumni. Bertempat di Jakarta akhir pekan lalu, mereka berseragam sekolah SMP saat mengunjungi objek wisata, padahal sudah berusia 50-an. Ada yang gundah, ada yang sedikit marah tetapi sepanjang kegiatan semua berlangsung meriah.
Ulah mereka menjadi viral di medsos dan jadi perhatian media nasional, salah-satunya di Link berita http://m.liputan6.com/tv/read/2930110/segmen-7-reuni-berseragam-smp-hingga-pertunjukan-reog-di-tmii .
Ibarat penyejuk dalam temu kangen, menurut Ketua Panitia Zetrialdi Goecie, waktu 40 tahun bukan waktu yang singkat dalam perpisahan jarak dalam pertemanan. Justru itulah mereka yang tergabung dalam alumni 79 berinisiatif berjumpa di Jakarta. Dari kampung diberangkatkan ke Jakarta, yang tak punya tiket atau biaya ditalangi bersama sama.
Sempat membuat riuh di objek wisata Dufan, rombongan usia 50-an ini tak hanya menarik pengunjung lain, tetapi juga kru sebuah televisi swasta nasional yang tengah melakukan liputan wisata musim libur. Tak pelak rombongan gaek-gaek bercelana pendek ini menjadi bahan liputan. Di antara peserta ada yang kikuk, malu-malu bahkan ada yang melarikan diri. Risiko pun ditanggung sendiri, satu yang kabur harus berjuang keras meyakinkan sopir taksi kalau dia orang waras.
Tiga hari liburan bersama teman-teman seangkatan tentu memberi kebahagiaan tersendiri bagi rombongan mulai menginap di vila puncak, berseragam sekolah hingga upacara bendera dalam sorotan pengunjung yang beribu ribu orang. Tetapi keresahan dan kekesalan mereka berakhir dengan kebahagiaan yang dibalut silaturahmi.
Sebuah komitmen yang sulit didapati dalam kehidupan ini, bahwa silaturahmi alumni mereka tak hanya sekadar huru-huru saja, tetapi juga saling mendukung dalam persoalan ekonomi. Sebuah kegiatan reuni yang patut diteladani, jauh dari memperlihatkan eksistensi pribadi-pribadi, dan jauh dari saling menonjolkan diri.
Di antara hasil kesepakatan mereka untuk saling menjaga adalah: menjamin asuransi anggota alumni beserta keluarga bagi mereka yang kurang mampu. Caranya biaya asuransi BPJS ditanggung secara bersama sama. Selain itu memberikan santunan pada anggota yang meninggal dan bermenantu.
Memberikan lapangan usaha bagi anak-anak anggota alumni yang belum bekerja, serta memberikan tim konsultan jodoh bagi anak alumni yang sudah memasuki usia pernikahan. (*)
LOGIN untuk mengomentari.