Sebagian besar wilayah Aceh mulai memasuki puncak musim kemarau, sehingga masyarakat diingatkan untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat berdampak memunculkan keebakaran.
Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan
PROHABA.CO, TAPAKTUAN – Sebagian besar wilayah Aceh mulai memasuki puncak musim kemarau, sehingga masyarakat diingatkan untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat berdampak memunculkan keebakaran.
Tindakan itu, tidak membakar sampah tanpa pengawasan atau membuka lahan, lalu sisa pohon dan dahah-dahan yang dibersihkan selanjutnya dibakar, tentu hal itu dapat memunculkan kebakaran.
Peringatan itu telah disampaikan sehari sebelumnya oleh Kepala Seksi Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Zakaria Ahmad, Sabtu (13/8/2022).
Ia mengatakan, hampir menyeluruh daerah di Aceh mulai memasuki puncak musim kemarau.
Puncak kemarau ini terjadi sejak Agustus hingga akhir September 2022.
Baca juga: Aceh Mulai Masuk Puncak Kemarau, Potensi Kebakaran Cukup Besar, BMKG Ingatkan Hall ini
“Bulan Agustus ini memang di Aceh sudah masuk puncak musim kemarau. Dan diperkirakan terjadi hingga akhir September nanti,” kata Zakaria saat dikonfirmasi Serambinews.com, Sabtu (13/8/2022).
Tadi sore, Minggu (14/8/2022) sekitar pukul 17.49 WIB, dampak masuknya musim kemarau ditandai oleh kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gampong Keude Trumon, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan.
Baca juga: Kebakaran Lahan Kembali Terjadi di Aceh Besar, Ini Imbauan Kalaksa BPBD ke Masyarakat
Menurut keterangan anggota pemadam kebakaran (Damkar) Aceh Selatan di lapangan, lahan yang terbakar itu merupakan lahan gambut.