ACEHTREND.CO, BANDA ACEH – Pemerintah Aceh melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menyelenggarakan Workshop Revitalisasi Kerjasama Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) di Banda Aceh pada Kamis (19/10).
IMT-GT adalah sebuah platform kerjasam yang didirikan pada 24 tahun lalu bergerak di bidang infrastruktur dan transportasi (perhubungan), perdagangan dan investasi, pariwisata, produk jasa halal, bidang pengembangan sumber daya manusia, pendidikan dan kebudayaan, pertanian dan agroindustri, dan lingkungan (green city).
Anggota IMT-GT terdiri dari terdiri 10 provinsi di Indonesia yang terletak di perbatasan Malaysia dan Thailand, 8 negara bagian Malaysia dan 14 provinsi di Thailand sendiri hanya Thailand bagian selatan sebanyak 14 provinsi.
Salah satu narasumber pada acara tersebut, Asisten Deputi Regional dan Subregional Kemenko Perekonomian, Netty Muharni mengatakan potensi kerjasama di kawasan IMT-GT sangat besar mengingat pertumbuhan perekenomian kawasan anggota berada sekitar 18% dari total pertumbuhan ekonomi ASEAN.
“Posisi pariwisata mengalami peningkatan setiap tahunnya namun posisi Malaysia menggungguli Thailand dan Indonesia. Untuk itu bagaimana kita perlu memanfaatkan kerjasama IMT-GT untuk menarik minat wisatawan ke Indonesia,” ujarnya.
Disamping itu menurut Netty, beberapa proyek infrastruktur strategis nasional sebagian dimasukan ke dalam kerjasama IMT-GT, hal ini membuktikan komitmen Indonesia meningkatkan konektifitas di pulau Sumatera dengan Malaysia dan Thailand.
“Kita perlu perubahan paradigma kerjasama IMT-GT untuk menyatukan program kerjasama yang menjadi prioritas tujuan IMT-GT. Misalnya “Quality Tourism” dengan menaikkan standar pelayanan umum ke standar internasional misalnya kebersihan jalan dan tempat makan, transportasi, Rumah sakit standar pelayanan internasional, pendidikan yang ratenya melebihi Indonesia bahkan setara internasional,” ungkapnya.
Netty mencontohkan Malaysia sebagai salah satu negara yang rajin melakukan terobosan baru untuk pariwisata yang layak untuk diadopsi oleh Aceh.
“Untuk mewujudkan semua program IMT-GT diperukan kerja gotong royong bersama-sama semua yang terkait agar recana aksi lebih maksimal terealisasi,” kata Netty.
Acara yang berlansung pada Kamis (19/10) itu dimedoratori oleh peniliti ICAIOS, Syaifullah Muhammad dan dihadiri oleh 50 peserta dari kalangan pemerintah dan swasta. Turut hadir dalam acara workshop tersebut Khairul Mahalli selaku Ketua Joint Business Council Indonesia, Ketua Apindo, Dahlan Sulaiman.