Samarinda (ANTARA) – Organisasi nirlana Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) masih mendampingi dan ikut memberikan bantuan berupa kebutuhan dasar kepada masyarakat Kota Samarinda, Kalimantan Timur yang menjadi korban bencana banjir.
Berdasarkan data dari BPBD Kota Samarinda bencana banjir sejak Minggu (9/6/) menggenangi sedikitnya 13 kelurahan yang tersebar di lima kecamatan direndam banjir. Tercatat 17.485 kepala keluarga (KK) atau 56.123 jiwa warga terdampak banjir.
Ketua MRI Kaltim Nuraini kepada wartawan di Samarinda, Jumat, mengatakan setiap hari tim mendistribusikan ribuan paket makanan siap saji, obat-obatan, dan bantuan logistik lainnya ke titik-titik bencana.
“Lebih dari 700 nasi bungkus sudah dibagikan hari ini. Keperluan yang masih dibutuhkan adalah perlengkapan bayi dan obat-obatan,” ungkapnya.
Respon bencana yang dimaksimalkan oleh tim ACT dan MRI juga dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.
Suminah (95), warga yang tinggal di Jalan Gelatik, Gang Titian 2 mengungkapkan tinggi banjir lebih dari 1 meter yang telah menggenangi rumahnya mengakibatkan aktivitas kesehariannya lumpuh.
“Kegiatan saya sehari-hari biasanya jualan sayur, kue, atau apa saja. Banjir sebelumnya tidak pernah separah ini, biasanya tidaksampai mengungsi. Saya di sini tidak ada keluarga. Saya sering dibantu tetangga, kalau sekarang saat banjir alhamdulillah, sering dibantu tim di posko ini. Alhamdulillah semua kebutuhan terpenuhi, seperti makanan hingga obat-obatan,” ungkapnya.
Pemerintah Kota Samarinda menyampaikan peringatan dini kepada warga Samarinda untuk terus waspada terhadap hujan deras disertai angin kencang dan kilat/petir di wilayah Samarinda, terutama pagi hingga siang hari. Selain itu, masa tanggap darurat juga diperpanjang hingga 21 Juni 2019.