Pendidikan memang termasuk salah satu hal yang paling utama untuk kemajuan bangsanya. Dengan adanya pendidikan yang baik maka akan banyak generasi yang cerdas dan hebat yang lahir di masa mendatang dan akan mampu dalam hal salah satu kemajuan di kehidupan pada masa mendatang dengan melalui pendidikan yang baik itu.
Maka jika semua tentang proses dalam pendidikan telah sesuai dengan standar juga telah sesuai dengan ukuran yang wajib diterima oleh semua pelajar maka bukan tidak mungkin aktifitas dalam belajar pun akan sangat terasa mudah dan juga mudah dipahami. Tetapi berbeda dengan sistem pembelajaran yang ada di Korea Selatan yang mungkin malah akan membuat pelajar yang berasal dari Indonesia pusing. Berikut penjelasannya bahwa kenapa orang Indonesia tidak akan cocok belajar di Korea Selatan :
Masalah Jam Belajar
Berbeda dengan pembelajaran yang ada di Indonesia, jika pembelajaran di Indonesia secara umum bisa dikatakan waktu belajar yang ada di Indonesia yaitu biasanya mulai dari pagi hari sampai siang hari, kecuali si pelajar mempunyai kegiatan tambahan les. Dibandingkan di Korea Selatan, pelajar harus dan sangat wajib melakukan kegiatan belajar dalam waktu 15 jam dalam satu hari. Maka keseharian yang dilakukan para pelajar yang ada di Korea Selatan hanyalah belajar tanpa adanya istirihat untuk otak.
Masalah Persaingan Yang Ada
Sukses atau tidaknya dalam mencari pekerjaan hanya berpatokan pada hal status kehormatan yang ada dalam masyarakat di Korea Selatan. Maka tidak jarang warga Korea Selatan berusaha mati-matian dalam menempuh pendidikan hanya untuk menjaga status dan juga gengsi dalam masyarakat, maka munculah persaingan satu sama lain untuk saling mengalahkan.
CSAT Yang Ada Di Korea Selatan
Tekanan yang lain yang ada di Korea Selatan juga sangat diperparah oleh Ujian-ujian final untuk seluruh siswa agar bisa masuk dan melanjutkan ke sekolah ataupun perguruan favorit. CSAT atau singkatan dari College Scholastic Ability Test, adalah salah satu tes yang digunakan untuk memasuki perguruan tinggi yang paling banyak diincar para pelajar.
Seperti halnya perguruan tinggi Yonsei University atau sering disingkat dengan nama SKY yang ada di Korea Selatan. Masyarakat Korea Selatan sendiri sering beranggapan bahwa jika anak-anaknya gagal masuk dalam Universitas tersebut, maka anaknya akan mempunyai masa depan yang suram, baik dalam mencari pekerjaan sampai dengan mencari jodoh.
Hukuman Berupa Fisik Yang Masih Berlaku
Di Korea Selatan untuk para pelajar sangat dituntut untuk terus disiplin didalam sekolah. Bukan hanya kedisiplinan dalam pendidikan yang terbilang sangat ketat, namun juga karena adanya aturan sekolah yang masih menghalalkan hukuman berupa fisik. Maka tidak jarang disetiap sekolah-sekolah yang ada di Korea Selatan para gurunya memiliki dan membawa tongkat. Dengan menggunakan tongkat yang sering dibawa para guru-guru ini mampu memberikan rasa takut pada siswa-siswanya.
Inilah harga yang akan dibayar melalui 15 jam dalam belajar seharian yaitu hampir seluruh siswa di Korea Selatan mempunyai penyakit berupa mata minus. Kegiatan belajar secara berjam-jam tanpa adanya istirahat membuat miopia yang ada di Korea Selatan menjadi yang tertinggi di seluruh dunia.