Deru mesin mobil kembali terdengar, kali ini sopir mengarahkan roda mobil ke Barat Selatan Aceh. Jalanan dihiasi lukisan ilahi, kiri dan kanan badan jalan. Lhoong-lamno-Aceh Barat-Nagan Raya-Abdya pun terjelajahi. Indahnya karunia ilahi.
Ya kami menuju Dayah Ashabul Yamin di Bakongan Aceh Selatan dalam rangka HAUL ke – 5 wafatnya Abuya Teungku Adnan Mahmud. Semoga Allah SWT merahmati beliau dan senantiasa memajukan warisan keilmuan dan laku kemusliman untuk kita semua. Amin
Mengunjungi dayah adalah kegiatan yang rutin dijalani DR Bustami Usman dalam kurun waktu 3 kali beliau diberikan amanah oleh kepala Pemerintahan Aceh sebagai Kepala Badan Pembinaan dan Pendidikan Dayah Aceh yaitu tahun 2008, 2013 dan 2014 sampai dengan sekarang.
Menjaga amanah, tentu hal yang paling berat di dunia ini namun selalu bisa diselesaikan dengan baik oleh Dr Bustami Usman dan itu dibuktikan dengan serapan anggaran yang maksimal disetiap kepemimpinannya.
Undangan dari dayah tentu dengan berbagai macam acara, baik itu peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, HAUL wafatnya Pimpinan Dayah, Ulang Tahun Dayah, Peletakan Batu Pertama, Peresmian Gedung Baru Bantuan Badan Dayah dan berbagai macam acara lain nya. Jika tidak berhalangan maka beliau pasti akan memenuhi undangan.
Menurut Dr Bustami Usman, undangan dari ulama memang harus diprioritaskan, ulama bukan hanya sebatas pewaris para Nabi dalam hal ilmu agama islam, namun dengan bekal ilmu yang dimiliki oleh ulama, maka ulama juga merupakan tiang bagi umat.
Sebagai tiang ulama tidak sebatas pemuka masyarakat yang dibutuhkan pengetahuannya saat ada masalah-masalah yang menyangkut keagamaan. Ulama juga kompas kehidupan yang menjadi penunjuk arah manakala berbagai kalangan kehilangan arah.
Kali ini, kesempatan berhadir dalam HAUL ke-5 Teungku Adnan Mahmud, pendiri pasantren Ashabul Yamin Bakongan yang juga merupakan murid tertua dan juga sahabat ulama terkemuka Aceh yaitu Syeikh Abuya H Muda Waly Al Khalidy pendiri Dayah Darussalam Labuhan haji Aceh Selatan.
Begitu sampai di Dayah Ashabul Yamin kami disambut hangat oleh putra Teungku Adnan Mahmud yaitu Waled Marhaban Bakongan, DR Bustami Usman sangat akrab dengan Waled Marhaban, jika ada sesuatu hal mengenai dayah atau permasalahan ummat lainnya dapat berkomunikasi langsung kapan saja.
Kembali lagi kepada Tgk Adnan Mahmud, beliau merupakan teman belajar mengaji dan murid tertua almarhum Syekh Abuya Muda Waly, Ulama-ulama yang pernah menjadi guru Tgk Adnan Mahmud selain Syekh Abuya Muda Waly juga Tgk H Muhammad Ali Lampisang di Labuhan haji dan juga Syekh Mahmud Lamlhom di BlangPidi.
Tgk Adnan Mahmud putra asal Manggeng yang akrab disapa Nek Abu, kembali ke kampung dan menjadi guru agama. Pada saat berangkat untuk melanjutkan keinginan menuntut ilmu agama, beliau singgah di Bakongan, pada saat itulah masyarakat meminta kesediaan Tgk Adnan Mahmud menjadi guru agama dan menetap di Bakongan.
Dayah Ashabul Yamin menurut penuturan Waled Marhaban berdiri pada Tahun 1970 yang didirikan langsung oleh Tgk Adnan Mahmud dan kini Dayah tersebut dipimpin oleh Tgk Baihaqi Adnan sedangkan Waled Marhaban juga memimpin Dayah Raudhatul Muna yang juga terletak di Bakongan.
Tgk Adnan Mahmud dikenal sebagai seorang ulama yang teguh dalam prinsip Ahlussunnah wal Jama’ah dan bermazhab Syafi’i. Selain mengajar di Dayah Ashabul Yamin, almarhum juga pernah mengabdi di dunia politik, beliau pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Aceh dua periode (1971-1981).
Sekembali Syekh Abuya H Muda Waly dari pendidikan di Minangkabau, Sumatera Barat serta sepulang menunai ibadah haji tahun 1939, Tgk Adnan Mahmud memperdalam kembali ilmu agama di Dayah Darussalam Labuhan Haji. Di Dayah Darussalam Labuhanhaji, karena kemampuannya Tgk Adnan Mahmud diangkat sebagai mursyid di antara santri-santri yang lain pada masa itu.
Abu Adnan Mahmud meninggal dalam usia yang sangat tua, yakni 106 tahun pada hari Selasa, 27 Desember 2011 sekitar pukul 01.00 WIB di kediamannya di Desa Keude Bakongan, Kecamatan Bakongan, Kabupaten Aceh Selatan.
Dengan sering mengunjungi Dayah, DR Bustami Usman dapat melihat langsung perkembangan Dayah, bagaimana bantuan yang diberikan oleh pemerintah dapat dimaksimalkan penggunaan nya untuk proses belajar santri di Dayah, beliau juga sering menekankan pada kebersihan Dayah agar dapat dijaga terutama pada kamar mandi dan WC umum serta lingkungan Dayah agar terdapat suasana nyaman dalam menuntut ilmu bagi para santri.
Dalam hal makanan beliau juga menghimbau kepada pimpinan Dayah agar para santri mengkonsumsi makanan yang bergizi dan menu nya harus berubah jangan itu-itu saja sehingga membuat bosan santri. Hal kecil seperti ini memang kerap diperhatikan oleh Dr Bustami Usman karena beliau juga pernah menjalani proses belajar di Dayah yaitu di Dayah Darussalam Lampoh Tuah Grong-Grong kabupaten Pidie.
Saat ini keberadaan Dayah makin dibutuhkan oleh masyarakat, orang tua sudah sangat percaya dengan dayah sebab dengan pendidikan Dayah selain mempelajari ilmu agama juga anak-anak mereka terbentengi dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti Narkoba karena diawasi dengan ketat.
Hari menuju sore, langit terlihat mendung, rintik hujan menemani kami balik ke tempat peraduan di Banda Aceh, sang supir Dinas Badli yang sudah 6 tahun menemani hari-hari terlihat sigap dibalik kemudi, hanya kepada Allah kita berdo’a agar diberikan kesehatan dan kesempatan dalam mengunjungi Dayah-Dayah berikutnya di kemudian hari dengan Harapan Dayah semakin maju dan diminati oleh berbagai kalangan dalam menuntut ilmu agama. Amin yaa Rabbal ‘alamin. []