in

Andai Gaek Tarason Nyalon Dewan

Kalau mau jadi anggota dewan, harus rajin pergi ke hajatan. Kira-kira begitu pameo di kampung saya. Sebelum menetapkan pilihan, masyarakat akan melihat kerajinan sosok calon menghadiri alek di dalam kampuang, baik alek baik seperti pernikahan, maupun alek buruak seperti takziah kematian. Ketokohan dan ketakahan ditakar dari rajin tidaknya seseorang menyambangi hajatan. Setelah syarat itu terpenuhi, baru dilihat ide gagasannya untuk daerah.

Nah, melihat standar yang cukup sederhana, nama Gaek Tarason tiba-tiba saja jadi buah perbincangan menjelang 2019. Apalagi setelah partai-partai mendaftarkan diri sebagai peserta Pemilihan Umum (Pemilu) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Sebetulnya, Gaek Tarason hanya gelar yang dilekatkan entah sejak kapan. Nama aslinya tak banyak yang tahu. Tidak berpendidikan tinggi, namun sangat jujur. Pantang bagi Gaek Tarason untuk menipu lawan meski saat berjudi. Gaek Tarason tidak akan menambah atau mengurangi kartunya kalau main koa. Kartu yang diambil pasti sebelas lembar.

Gaek Tarason juga tidak egois. Main domino, belum pernah sekalipun dia memaksa menurunkan kartu yang sudah mati. Walaupun kartu yang mati balak enam. Kalau tidak ada kartu yang diturunkan, dengan lapang dada dia katakan pas dan dilewatkan oleh pemain lain.

Musim gajian, Gaek Tarason juga tidak sombong. Pernah suatu kali Gaek Tarason memotong rambut di akhir pekan. Upah pangkas Rp 15 ribu, uang yang dikasih Rp 20 ribu. Tukang pangkas tidak punya kembalian. Lalu tukang pangkas menawarkan pangkasnya ditambah sepertiga lagi, Gaek Tarason bersedia. Dia tidak akan sombong dengan mengatakan ambil saja kembaliannya.

Akhir-akhir ini Gaek Tarason semakin rajin menghadiri hajatan. Popularitasnya terus naik. Sesibuk apapun bekerja dia tidak akan melewatkan hajatan. Kebetulan, Gaek Tarason seorang pawang hujan. Makanya selalu dipanggil setiap kali ada walimah yang akan digelar.

Kejujuran, tidak egois, tidak sombong dan rajin pergi hajatan inilah modal dasar yang dianggap mampu menjual nama Gaek Tarason sehingga layak jadi anggota dewan. Popularitas sudah dipunya karena boleh disebut seluruh lapisan masyarakat mengenalnya. Tinggal lagi bagaimana dia membangun elektabilitas. Tentu saja Gaek Tarason harus menyiapkan program politik untuk meyakinkan pemilih. Kira-kira apa yang dapat dilakukan seorang yang maju jadi anggota dewan dengan modal rajin pergi hajatan?

Gaek Tarason pernah ditanya di warung kopi saat orang-orang kehabisan bahan untuk diperolok. Bagaimana kalau Gaek Tarason maju sebagai calon anggota legislatif tingkat kabupaten. Menurut orang lapau, Gaek Tarason yang paling rajin pergi baralek dibandingkan masyarakat lain.

Gaek Tarason yang sadar dirinya sedang diolok-olok menolak dengan dalih pendidikannya hanya tamatan SMA. Sementara anggota DPRD harus mengawal kepala dinas yang rata-rata berijazah magister. Bagaimana mungkin lulusan SMA mengawal orang yang sudah tamat strata (S-2). Belum lagi tugas membuat peraturan daerah (perda) atau menetapkan anggaran yang menjadi bagian dari tiga tugas pokok anggota dewan.

Namanya ota lapau, semua hal pasti selesai. Semua orang hebat memberi arahan dan solusi. Terbukti dengan hanya menyebutkan beberapa contoh anggota dewan periode sekarang, tidak berkemampuan namun menang karena rajin hajatan, semua sanggahan Gaek Tarason terpatahkan.

Andaikata duduk jadi dewan, Gaek Tarason cuma perlu menghadiri pembahasan dan sidang-sidang. Tidak perlu bersuara. Kalaupun ingin bersuara, cukup bersuara lantang ketika menyatakan kata sepakat. Biasanya ruang itu disediakan oleh pimpinan sidang saat meminta persetujuan kuorum. Pimpinan akan bertanya apakah kuorum sepakat? Saat itulah kesempatan bersuara lantang. Sepakaaaaat. Itu saja.

Gaek Tarason yang terus menolak akhirnya kepincut juga. Warga lapau menyebutkan kalau gaji dan tunjangan anggota dewan naik. Gaek Tarason bisa memperbaiki nasib kalau terpilih. Perempuan yang diidam-idamkan sejak lama, namun belum kesampaian hingga masih lajang di umur kepala empat, akan dapat direbut. Gaek Tarason tertarik. Dia menyatakan siap. Jawaban Gaek Tarason sontak membuat seisi kedai kopi terbahak.

Sejak malam itu wibawa Gaek Tarason memancar. Sudah sering pula memakai kopiah. Gaek Tarason menyadari betul kopiah dapat menambah simpati warga. Program kerja yang menjadi jualan politik pun telah disiapkan. Setiap sampai di warung dia menyampaikan visi misinya.
Program prioritas Gaek Tarason bukan pembangunan fisik. Gaek Tarason berencana membangun sumber daya manusia dengan menciptakan seribu pawang. Terdiri dari pawang hujan dan pawang ikan. Penduduk berusia produktif, pencari kerja, akan dilatih menjadi pawang sehingga tidak perlu lagi merantau ke mana-mana.
Pawang hujan yang akan mengatur kapan dan ke mana hujan akan dipindahkan. Dengan begitu, dinas pertanian tidak perlu lagi memikirkan irigasi ke lahan petani. Uang miliaran untuk membangun embung dapat dialihkan pada pembangunan lain. Pawang hujan yang akan mengatur sawah mana yang harus diberi hujan, dan sawah mana pula yang perlu dikeringkan.

Dinas kelautan tidak perlu mengucurkan dana untuk bantuan alat tangkap dan perahu canggih. Cuaca di laut akan dibuat cerah selama masa melaut. Nelayan tinggal menyepakatinya. Pawang ikan yang akan memanggil ikan yang tersebar di lautan.

Kerja dinas pekerjaan umum dalam menuntaskan banjir juga akan terbantu. Dinas pariwisata begitu pula. Anggaran penyelenggaraan iven pariwisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan dapat diminimalisir. Sebab, seribu pawang akan menampilkan atraksi tarian hujan. Belum ada satu destinasipun yang mampu menampilkannya. Tentu saja ini akan menjadi daya tarik berbeda dibanding destinasi di negara lain.

Program pemberdayaan yang diterapkan Gaek Tarason ini sejalan dengan program nasional, membangun dari pinggir. Seribu masalah satu solusi. Meski begitu, konsep memajukan pertanian, mendongkrak pariwisata, mensejahterakan nelayan dan membuka lapangan pekerjaan baru tersebut hanya tawaran saat kampanye sampingan. Prioritas Gaek Tarason tetap menghadiri hajatan seperti yang telah dilakukan (sebagian) anggota dewan.

Akankah politik hajatan ini masih mempan di tengah semakin cerdasnya para pemilih? Wallahua’lam. Kalaupun masyarakat sudah lebih jelimet, menyadari satu suara menentukan nasib daerahnya lima tahun ke depan, setidaknya Gaek Tarason telah menyiapkan program kerja, yang jangan terpikir, masuk akal saja tidak menurut calon lain.

Gaek Tarason yakin terpilih karena targetnya pemilih yang sudah jenuh dengan janji raso ka lai para politikus, makanya ditawarkan janji nan rasonyo ndak ka mungkin. Mudah-mudahan Gaek Tarason menambah deretan panjang calon dewan yang terpilih karena rajin pergi hajatan. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Perjuangan Jusnidar, Penjual Buah Keliling di Solok Selatan

Jangan Sepelekan Perawatan Wiper Mobil, Minimal Ganti Enam Bulan Sekali