in ,

Andani Bertemu Nurdin Abdullah, Sepakat Atasi Covid-19 di Sulsel

Setelah di Provinsi Jawa Timur (Jatim), Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang Dr Andani Eka Putra akan membantu mengatasi Covid-19 di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Andani akan menularkan ke Sulsel pengalamannya dalam menangani penyakit tersebut di Sumatera Barat.

Kesepakatan itu diperoleh setelah Andani bertemu dan diskusi dengan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Prof Nurdin Abdullah sekitar 2,5 jam di resto hotel Kempinski Jakarta, Sabtu siang ini (25/7/2020).

Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana turut menyertai pertemuan tersebut. Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nasional Letjen Doni Monardo secara khusus menugaskan Aqua untuk mendampingi Andani bertemu Nurdin.

Setelah pertemuan sejak pukul 09.10 sampai pukul 11.55 itu, Andani dan Aqua ke Makassar, Sulsel. Mereka ingin melihat langsung kondisi di lapangan. Sekaligus bertemu pihak-pihak terkait.

Selama pertemuan Nurdin dan Andani diskusi sangat akrab. Latar belakang yang sama-sama dari perguruan tinggi dan memiliki niat baik mengatasi Covid-19 membuat komunikasi mereka nyambung.

“Terima kasih banyak karena Dr Andani telah berkenan meluangkan waktu untuk ke Sulsel. Saya tahu jadwalnya padat sekali,” ujar Nurdin.

Kepada Andani, mantan Bupati Bantaeng itu minta agar semua kesuksesan pemeriksaan spesimen polymerase chain reaction (PCR) di Sumbar ditularkan di Sulsel. Nurdin ingin mencontohnya.

“Tolong ceritakan ke saya dan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel, hal-hal yang telah dilaksanakan di Sumbar. Insya Allah kami mengikutinya,” kata Nurdin.

Tidak Perlu Banyak Laboratorium

Menurut Nurdin, saat ini di Sulsel ada delapan laboratorium diagnostik. Terakhir beroperasi laboratorium milik Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

Dari semua laboratorium itu, rata-rata per hari spesimen yang diperiksa sekitar 1.700 spesimen. Data dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Kementerian Kesehatan, Jumat (24/7/2020) hingga pukul 16.00 Wita yang diperiksa 1.620 spesimen.

Kondisinya berbeda jauh dengan di Sumbar yang hanya memiliki dua laboratorium. Namun dalam sehari bisa memeriksa hingga 3.000 spesimen.

Keduanya adalah laboratorium Diagnostik Riset Terpadu Penyakit Infeksi, Fakultas Kedokteran Unand Padang yang dipimpin Andani dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Bukittinggi.

Andani dan Nurdin sepakat laboratorium tidak perlu banyak. Terpenting dalam sehari bisa memeriksa hingga ribuan spesimen.

Maka, Nurdin sedang menyiapkan secara optimal laboratorium di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Jika sudah selesai kapasitasnya diperkirakan bisa memeriksa minimal 3.000 spesimen per hari.

“Perkiraan saya malah bisa lebih dari itu. Mencapai 4.000 ribu hingga 5.000 spesimen per hari. Untuk mewujudkan itu selain meningkatkan kapasitas laboratorium, juga komitmen dari seluruh orang yang bekerja di sana, dan sistemnya,” ungkap Andani.

Karena melihat Nurdin sangat serius maka Andani semangat sekali membantu Sulsel secara optimal. Dia bertekad mewujudkan semua keinginan mulia Nurdin.

Setelah pertemuan itu, mereka harus berpisah karena Andani dan Aqua harus langsung ke Bandara Soekarno-Hatta Tangerang untuk ke Makassar. Pukul 13.50 naik Garuda Indonesia keduanya ke Makassar. Mereka janji melanjutkan diskusi pada Minggu (26/7/2020).

“Saya puas ketemu Pak Nurdin. Beliau rendah hati dan sangat pintar. Cepat memahami semua yang saya sampaikan sehingga bisa segera diwujudkan. Alhamdulillah…” Pungkas Andani kepada Aqua.(esg)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Hasil Uji Swab Negatif Covid-19, Jokowi Gowes di Istana Bogor

Andre Rosiade Serahkan SK Untuk DPC Gerindra Kota Solok