Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade mengakui, ketokohan Prabowo Subianto menjadi alasan utama dipilihnya Partai Gerindra oleh masyarakat Indonesia. Karena itu, tidak ada alasan untuk tidak memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden dan Partai Gerindra pada Pemiluhan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
“Di Sumatra Barat (Sumbar) contohnya, kita tidak memungkiri, pada Pileg 2019, pengaruh pak Prabowo sebagai ketua umum Partai Gerindra sangat memengaruhi keterpilihan partai. Sehingga mampu menjadi pemenang di tingkat Sumbar dan mayoritas di Kabupaten dan Kota se-Sumbar,” kata anggota DPR RI asal daerah pemilihan (Dapil) Sumbar 1 ini.
Menurut Andre Rosiade, ketokohan itu juga sangat terlihat pada hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Sumbar. Pasangan Prabowo-Sandi menang telak 85,95% sedangkan Jokowi-Ma’ruf 14,05%. Prabowo-Sandi memperoleh suara 2.488.733 Sementara pasangan Jokowi-Amin mendapat 407.761. Angka itu jauh lebih tinggi dari hasil Pilpres 2014.
“Artinya, antara Prabowo Subianto dengan Partai Gerindra tidak bisa dipisahkan. Keduanya sama-sama diminati masyarakat, begitu juga di Sumbar. Tugas kami sebagai kader adalah, memastikan pada Pilpres dan Pileg 2024 mendatang, Prabowo dan Partai Gerindra kembali menjadi pemenang di Sumbar,” kata Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar ini.
Pun demikian, kata Andre, semua kader yang akan maju dalam Pileg ataupun Pilkada, juga harus membangun ketokohan diri masing-masing. Karena itu juga menjadi bagian penting untuk lebih membesarkan partai. “Kalau semua bergerak dan berjalan serentak, insya Allah kader-kader potensial akan dipilih masyarakat, dan Prabowo serta Gerindra akan semakin besar,” kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) itu.
Apa yang disampaikan Andre Rosiade ini mengulas survei Litbang Kompas pada Juni 2022 lalu, yang menyatakan 48,3 persen responden memilih Gerindra karena tokoh yang berpengaruh di dalamnya. Artinya, ketokohan Prabowo Subianto menjadi alasan dipilihnya Partai Gerindra oleh para pendukungnya. “Besaran proporsi ini jauh di atas alasan lain yang diungkap responden survei,” kata peneliti Litbang Kompas, Eren Masyukrilla, Jumat (22/7/2022) lalu.
Di posisi berikutnya, para responden memilih Gerindra karena melihat visi misi partai (18,5 persen). “Alasan lain mulai dari program kerja sampai ideologi partai diungkap oleh sebagian kecil responden,” jelasnya.
Secara rinci, Eren mengungkapkan, mereka yang memilih Gerindra karena popularitas (1,3 persen), ideologi (3,3 persen), kinerja partai (11,3 persen), serta adil sejahtera atau nyaman tentram (13,9 persen).
Berdasarkan survei yang sama, ketokohan Prabowo sebagai ketum partai berlambang kepala garuda ini juga turut menjadi simpul kekuatan basis dukungan partai.
Para pemilih Gerindra yang akan memilih Prabowo apabila kembali mencalonkan diri pada saat Pilpres 2024 mendatang, mencapai 64 persen. “Modal loyalitas pada partai itu pun tak jauh berbeda dengan proporsi pemilih Gerindra, yang pada Pemilu 2024 menyatakan akan memilih Prabowo sebagai presiden, yaitu tak kurang dari 64 persen,” jelas Eren.
Survei periodik ini melalui wawancara tatap muka. Survei dilakukan Litbang Kompas pada 26 Mei-4 Juni 2022. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Metode ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, margin of eror penelitian lebih kurang 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. (*)