Djakarta 4 Juni 1959 (Antara) – Presiden Sukarno hari Rebo telah mengundjungi paberik pesawat terbang Lockheed jang luas di Burbank, Amerika Serikat, berdjabatan tangan dengan beberapa pekerdja, membangunkan seorang buruh jang sedang mengantuk serta memesan 10 buah pesawat pengangkut Hercules typ C-130 seharga dua djuta dollar sebuah, demikian berita UPI dari Los Angeles.
Presiden Sukarno tidak suka memberi keterangan mengenai keadaan di Indonesia. Ia berangkat dari hotelnja pada djam 10.45 pagi dan tiba di paberik tsb beberapa menit kemudian.
Setibanja dipaberik Lockheed Presiden disambut oleh Robert E Gross, ketua Dewan Direksi Lockheed. Sesudah pembicaraan antara Presiden dan rombongannja dengan anggota2 direksi Lockheed, maka Presiden mulai keliling2 paberik dan disertai oleh K.Y. Russel Cook, Asisten Manager Produksi.
Ketika Presiden melalui kaum buruh waita jang sedang makan siang ia melambai-lambaikan tangannja dan djuga berdjabatan tangan dengan beberapa orang diantara mereka dan berhenti sebentar ketika ia melihat ada seorang pekerdja jang sedang mengantuk diatas bangku kerdja.
Dengan senjum dan ketawa Sukarno berkata “Tidur di tempat kerdja”. Pekerdja tsb kaget dan masih mengantuk ia memperkenalkan diri kepada para wartawan dan djurupotret2 sebagai S.M.Smith.
Sesudah itu Presiden melihat2 bagian pengangkutan Lockheed jang berdjalan dengan tenaga listrik dan kemudian ketempat pemeriksaan terachir pesawat2 C-130.
Pesawat tsb merupakan pesawat pengangkutan jang terbesar dalam angkatan udara Amerika bisa muat 43.000 pound barang dan dibuat di paberik kongsi Lockheed di Marieta, Georgia, dan diterbangkan ke Burbank untuk pemeriksaan jang terachir.
Seorang djurubitjara rombongan Presiden menjatakan, bahwa Indonesia akan membeli 10 pesawat C-130 tsb.
Presiden Sukarno bertanja kepada Russel Cook mengenai pemeliharaan pesawat2 terbang di Indonesia.
Cook menjatakan kepadanja : bahwa pegawai2 Indonesia dapat dikirim ke Burbank dan dilatih disana, termasuk djuga penerbang2nja.
Wartawan2 televisi tidak berhasil menanjakan kepada Presiden Sukarno mengenai politik di Indonesia, Presiden hanja mengangkat tangannja dan berdjalan meninggalkan mikrofon.
“No, tidak” kata Presiden, “Djangan soal politik saja tid mau bitjara tentang politik” demikian Presiden.
Dikabarkan, bahwa didalam rombongan Presiden termasuk Nj.Basuki Djatiasmoro, seorang wanita kelahiran Amerika, jang suaminja kini ada di Tokyo untuk mengurus soal pampasan, dan puterinya Sri (14 tahun) kemenakan Presiden Sukarno dan Nn. Irma Ginorio, seorang sekertaris Kedutaan Indonesia jang ditempatkan di Los Angeles.
Kepada beberapa pedjabat Lockheed Presiden Sukarno menerangkan bahwa kemenakannja jang manis itu adalah puteri dari seorang ibu Amerika dan ajah seorang Indonesia. “kopi dan susu”, katanja sambil memberi isjarat kepada gadis tersebut dengan bangga.
Ketika keliling2 didalam paberik pesawat terbang itu Presiden Sukarno menanjakan kepada Nn. Winifred Jarreet, seorang pengawas pada paberik Lockheed, bilakah pesawat selesai djika setiap orang bekerdja keras? “Kira2 10 bulan dan setiap orang memang bekerdja keras”, demikian katanja kepada Presiden Sukarno melalui djendela cockpit.
Presiden bitjara singkat dengan seorang pekerdja jang menjelesaikan cabin, jaitu Nj. Theresa Merril dan bertanja “Berapa lamakah njonja bekerdja disini sudah?”. “Delapan tahun”, djawabnja. “Apakah njonja punja anak?”, tanjanja lagi, “Ja, saja punja seorang”, djawabnja pula. “o, saja punja lima orang” kata Presiden.
Sesudah keliling2 di dalam paberik, maka rombongan resmi tersebut makan bersama2 dengan pendjabat2 perusahaan Lockheed dan pendjabat2 kota Burbank.
Kemudian rombongan Presiden kembali ke Beverly Hills Hotel dengan menumpang 4 sedan, disertai dua mobil Polisi dan beberapa sepeda motor.
Presiden Sukarno menerangkan, kepada pendjabat2 Kemlu AS jang menjertainja, bahwa ia ingin melihat bioskop disore hari sebelum djamuan makan di Universitas California di Los Angeles.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Ikuti berita dalam topik #