WASHINGTON DC – Pemerintah federal Amerika Serikat (AS) mengucurkan investasi sebesar 2,5 juta dollar AS atau setara 36,7 miliar rupiah dalam upaya menciptakan vaksin virus korona (Covid-19) tanpa jarum suntik.
Vaksin ini nantinya akan diberikan secara oral atau dalam bentuk patch yang tidak menyakitkan dibandingkan melalui jarum suntik.
Otoritas Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis Amerika Serikat atau Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA) mengumumkan empat perusahaan yang bekerja sama dengan Biomedical Advanced Research and Development Authority yang sedang mengembangkan vaksin korona tanpa jarum suntik.
“Cara pemberian (vaksin) baru yang mereka kembangkan bisa mengurangi ketergantungan pada jarum suntik yang biasa digunakan untuk memberikan vaksin melalui suntikan intramuskuler,” demikian pernyataan Biomedical Advanced Research and Development Authority.
“Sebaliknya, patch (semacam plester) yang dipasang pada kulit atau opsi vaksin oral mungkin mendukung imunisasi yang cepat, dalam skala besar, sambil mengurangi beban pada rantai pasokan manufaktur,” imbuh pernyataan tersebut.
Vaksin tanpa jarum suntik ini lebih bisa bertahan lama. Tidak seperti kandidat-kandidat vaksin korona yang kini tengah dalam pengembangan, vaksin tanpa jarum suntik tidak harus disimpan dalam kondisi khusus atau suhu tertentu, sehingga lebih mudah disimpan dan disalurkan.
Bisa Dikonsumsi
Empat perusahaan yang mengembangkan investasi vaksin di AS itu terdiri atas, pertama, Esperovax di Michigan yang tengah mengembangkan vaksin dalam bentuk kapsul yang bisa dikonsumsi manusia dengan mudah. Esperovax mendapat investasi senilai 600 ribu dollar AS dari Biomedical Advanced Research and Development Authority.
Kedua, Universitas Connecticut yang telah memiliki sebuah microneedle patch yang bisa digunakan dalam pemberian vaksin pneumonia. Kini, mereka tengah menguji coba vaksin korona pada binatang. Biomedical Advanced Research and Development Authority mengucurkan investasi sebesar 430 ribu dollar.
Ketiga, Vaxess Technologies tengah melakukan penelitian di Universitas Tufts dan Massachusetts Institute of Technology (MIT). Mereka menciptakan patch yang mampu melepaskan vaksin ke dalam tubuh manusia. Biomedical Advanced Research and Development Authority memberikan investasi 749 ribu dollar AS.
Keempat, startup bioteknologi yang berbasis di California, Verndari, tengah mengembangkan microneedle patch berbasis gula yang bisa diproduksi cepat. Investasi 700 ribu dollar AS dikucurkan Biomedical Advanced Research and Development Authority untuk startup ini. n AFP/SB/P-4