Suguhkan Rasa Kopi yang Sebenarnya
Bantuan modal dari orangtua tak dinilai Awang Ramadhan, pemilik Tali’ka Coffe sebagai hibah. Layaknya pinjaman, Awang mengembalikan modal tersebut dicicil per bulan.
Menjadi seorang pebisnis adalah impian Awang sejak dulu. Setelah menamatkan SMA Adabiah Padang, lelaki 22 tahun itu tak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ia memilih membantu usaha toko baju orangtuanya yang terletak di Permindo.
“Gak ada pikiran untuk lanjut kuliah, dari pada dipaksakan dan malah nantinya buang-buang uang orang tua karena gak serius. Jadi bantu usaha toko orangtua saja,” jkatanya saat ditemui Padang Ekspres di kafenya, Tali’ka Coffe, Jalan Juanda nomor 3, Padang.
Setelah membantu bisnis toko baju, Awang ingin mencoba berbisnis kafe, karena saat ini kafe di Kota Padang sedang maraknya. Layaknya pinjaman di bank, modal yang diberikan orangtua untuk membuka kafe dicicil tiap bulan. “Keuntungan bersih tiap bulannya dibagi dua, setengah untuk cicilan modal dari orangtua,” ucap pria berkacamata itu.
Kopi adalah menu utama kafe yang dibuka sejak bulan Juli 2016 ini. Pasokan kopi didapat Awang dari luar kota, bahkan ada yang dari luar negeri. Penyajian kopi pun dibagi menjadi dua, ada yang secara tradisional dan juga modern. “Tradisional itu direbus lalu disaring, kalau yang modern menggunakan mesin. Namun yang banyak peminat itu kopi modern,” jelas Awang di sela-sela menunjukkan bagaimana cara menyeduh kopi secara tradisional.
Penikmat kopi yang datang pun dari berbagai kalangan. Mulai orang kantoran hingga anak sekolahan. Untuk harga, Awang menyebutnya merakyat.
Tali’ka Coffe buka dari pukul 12.00 hingga 24.00 saat weekday, sedangkan untuk weekend buka dari pukul 12.00 hingga 02.00. Saat ini Awang sudah memiliki tujuh orang karyawan dengan jam kerja part time.
Sebulan Awang bisa meraup Rp 30 hingga 80 Rp juta. “Sekarang fokus kembalikan modal dulu kepada orangtua, nanti setelah lunas, insya Allah mau buka cabang di Pulau Jawa dengan modal sendiri,” ujarnya sambil tersenyum. (*)
LOGIN untuk mengomentari.
